"Nggak apa-apa lagi. Aku suka gorengan kok. Cireng makanan kegemaranku."
Wow.. nggak disangka, artis secantik Pevita doyan cireng.
"Yuk buruan! Nanti keburu bel," Pevita menarik tanganku.
"Yuk!" jawabku bersemangat.
Aku senang sekali, saat Pevita mengandeng tanganku menuju kantin. Sepanjang koridor sekolah, banyak teman-teman yang menatap kami. Rasanya aku mendadak kayak artis juga.
Benar, di kantin Pevita memesan semangkuk bakso, dua potong gorengan bakwan dan teh botol. Ia dengan lahap menyantap makanannya. Tidak ada kesan sok artis yang jaim.
"Ternyata aku salah, ya!" kataku lalu memasukkan bulatan bakso ke mulutku.
"Maksud kamu apa?" Pevita berhenti mengunyah bakso.
"Iya, aku kira artis itu sombong-sombong. Ternyata nggak tuh. Buktinya kamu baik banget dan nggak jaim."
Pevita tertawa kecil. "Orang mengira gitu, karena tidak mengenalku. Tak kenal maka tak sayang. Aku artis  saat main sinetron atau nyanyi. Di luar itu, aku sama seperti kalian. Remaja penuh cerah ceria," cerita Pevita
Aku mengangguk, sambil terbahak. Pevita ini lucu sekali.