Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikatku, Pencabik Cintaku

8 Mei 2021   08:47 Diperbarui: 8 Mei 2021   08:49 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yang lebih menohok hati Lany ialah fakta, bahwa sekarang Edy ternyata berpacaran dengan mantan pramusajinya. Dan itu didemonstrasikan sedemikian rupa agar semua orang tahu.

"Dengan pramusaji Teteh sendiri...? Siapa dia...?"

"Si Watie..." jawabnya pendek.

"Si Watie yang bahenol itu? Pantesan Edy kesengsem. Makanya, cari pegawai itu jangan yang bening-bening gitu!"

"Lho, itu kan strategi bisnisku? Kafeku laris manis seperti itu, ya karena daya tarik para pegawaiku. Aku gak nyalahin si Watie. Yang nyebelin ya ke-matakeranjang-an Edy itu. Pantesan, seminggu sebelum Edy mutusin pertunangannya, Watie minta resign dari kafeku."

"Itu pasti nyebelin dan nyakitin hati banget. Tapi kalau dilihat dari sudut lain, kita bisa ubah sakit hati itu menjadi ucapan syukur. Maksudku,  untung putusnya masih di pertunangan. Coba kalau sudah jadi suami-istri. Apa Teteh enggak tambah puyeng?" kataku coba meredam kegalauannya.

"Bener! Tapi aku sudah ikhlas kok. Aku malah bersyukur sudah terbebas dari Edy 'si bajul cinta' itu. Cuma ada satu yang bener-bener menggelikan..."

Disebut menggelikan, karena alasan pemutusannya mengada-ada banget. Edy justru mengklaim bahwa penyebab putusnya pertunangannya itu akibat kesalahan Lany sendiri.

"Teteh yang justru disalahin?  Soal apa?"

"Aku dianggap gak mampu meyakinkannya tentang Ketuhanan Kristus. Jadi mending ia kembali saja ke keyakinan lamanya. Konsekuensinya, ya putus saja......"

"Maaf, Teh! Aku kok belum ngeh. Sebenernya, persoalannya itu apa sih?" kejarku kepo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun