Di senja kala hari ini, saat matahari sudah mulai merebahkan dirinya, aku sedang bersiap-siap untuk mandi. Sebelum masuk ke kamar mandi, di ponselku terdengar bunyi tanda ada pesan WA masuk. Ternyata dari Ambar. Isi pesannya, ia memintaku untuk menjemputnya di sebuah kafe yang berada di dekat kantornya.
Biasanya, kalau pergi dan pulang kantor, Ambar pakai taksi atau ojek online. Tapi mengapa sore ini ia meminta dijemput? Ada apa?
Sesampaiku di kafe, ia tidak langsung minta pulang. Melainkan mengajakku ngopi dulu dan makan siomay kesenangannya. Dan yang terpenting, ada sesuatu yang pengin ia bicarakan denganku.
"Nugraha, selama ini, kau anggap aku ini sebagai apa?"
"Maaf, aku belum paham maksudmu..."
"Begini lho, Pak Andreas dan Kakakku, kan sudah kau anggap sebagai orang tuamu sendiri. Kalau aku, sebagai apa bagimu?"
"Sebagai temanku yang baik banget. Bisa juga sebagai tanteku yang baik banget."
"Hanya sebatas itu saja?"
"Sebagai apa lagi ya?"
"Ya....sebagai pacar mungkin?" jawabnya dengan suara yang lirih, tapi mengejutkanku.
"Ambar, kalau kamu bukan adiknya Ibu Andreas, mungkin saja aku sudah jatuh cinta padamu."