"Bunda," ucap Angel lirih kepadaku seusai makan malam.
"Ya sayang, ada apa...?"
"Apa Bunda gak bosen hanya bersama Angel saja?"
"Ngapain bosen, sayang? Ya, enggaklah....!"
"Aku memang seneng banget. Karena Bunda baik banget padaku. Mau nemanin  aku terus. Tapi Bunda sendiri kan jadi kesepian....tak punya teman lagi...?"
"Loh, Bunda kan masih punya banyak teman," sahutku, "terutama teman kantor, sayang."
"Maksudku teman cowok, kayak om-om yang kemarin-kemarin itu..." mendengar itu, Â lidahku tercekat kelu beberapa saat. Aku terharu, karena ternyata putri angkatku sangat mempedulikan bundanya.
"Bunda pasti pengin teman pria juga, sayang. Tapi Bunda kan nggak pandai mencarinya. Jadi ya nunggu saja di rumah...."
"Bagaimana kalau aku saja yang mencarikannya?" celetuknya serius tapi sambil tersenyum.
"Haah, Angel yang mencarikannya? Apa kamu bisa, sayang...?"
Lantas bidadari kecilku itu dengan berapi-api menjanjikanku akan mencarikan seorang pangeran yang tampan dan baik hati. Bukan saja yang baik untukku, tapi juga untuknya.