"Ya, bisa saja dong! Setelah punya ayah yang baru, teman sekelasku itu, malah sedih terus.."
"Jangan kuatir, sayang! Kalau sampai Om Bobby tak baik pada Angel, Bunda juga tak sudi berteman dengan dia lagi.....!" jaminku sambil merangkul, mencium bahkan menggendongnya. Lalu kubawa lari dan kuayun-ayun. Tapi hanya di dalam ruangan rumahku saja. Kulakukan itu agar hatinya teduh dan bergairah kembali.
***
Pada waktu-waktu berikutnya terjadilah sesuatu yang aneh. Entah kenapa, Bobby tiba-tiba  tak pernah lagi berkunjung ke rumahku? Ia menghilang begitu saja tanpa alasan yang jelas. Tanpa ada kabar dan rimbanya lagi. Apa itu ada hubungannya dengan kekuatiran Angel? Atau disebabkan oleh hal yang lainnya? Sungguh aku sama sekali tak paham!
Dan makin ke sini, makin terasa ada hal-hal ganjil serupa yang terjadi lagi. Apa yang terjadi pada Bobby terjadi juga pada Indro, Rudy dan Prabowo. Tiga lelaki yang kusebut belakangkan itu, ketiganya sama-sama mencoba mendekatiku. Awalnya ada antusiasme dan aroma ketertarikan yang kuat dari mereka terhadapku. Tapi dalam waktu yang relatif hampir bersamaan, ketiga pria dewasa itu akhirnya satu-persatu mundur dari hidupku. Kemudian raib entah ke mana dan di mana.
"Gua tahu bahwa eloe amat sayang pada Angel," ujar Tanty di suatu sore di sebuah kafe."Tapi dari penuturan loe, gua kira bidadari kecil loe itu, perlu di interogasi. Jangan-jangan dialah biang dari segala keanehan yang menimpa loe."
"Aduh....loe jahat banget deh mencurigainya! Dia itu bocah yang masih berumur hampir 6 tahun. Masih sangat polos dalam segala hal. Nggak mungkinlah ia sampai menjahatiku...."
"Ingat Teman, biar bagaimana pun juga, dia itu tetap anak si Donny yang pernah menghancurkan hati loe. Bukan hanya eloe, tapi Tante Asti dan beberapa wanita lainnya...."
Tapi tidak! Aku tidak bisa menerima kecurigaan Tanty. Dia cuma mau men-simplifikasi masalah saja. Donny memang brengsek banget. Dan mama kandungnya Angel, mungkin saja juga wanita yang banyak dosanya. Tapi Angel salahnya apa? Bagiku, dia itu bidadari cilik yang innocent dan bersih.
Katakanlah putri angkatku itu yang bikin ulah. Tapi mengapa ke empat pria itu pada rontok  menyerah sebelum sungguh-sungguh bertanding. Justru merekalah yang perlu dicurigai. Tidak sungguh-sungguhlah. Sangat egoislah. Atau memang mereka semuanya punya hidden agenda yang jahat. Dan jika demikian halnya, maka justru Angellah sang penyelamat sejatiku.
***