Karena didesak, maka Wondo pun menjelaskannya. Malam ini, mereka diundang oleh Pak Setyo Novandi untuk menghadiri pesta Syukuran Ultahnya. Bertempat di rumahnya yang megah dan mewah di kawasan elit di kota ini.
"Konon kabarnya, setiap keluarga yang diundang akan diberi angpao sebesar masing-masing 5 juta rupiah."
"Berarti Papa dapat angpao juga dong?"
"Lha iyalah..... khan Papa dapat undangan resmi juga," jawab Wondo bangga, "Ini undangannya!"
"Meski aku dapat undangan juga, aku tak mau datang......kalau kalian datang, silahkan! Tapi aku tidak. Aku di rumah saja." Celetuk si Kakek tiba-tiba.
"Kenapa, Mbah...?" tanya mereka serempak.
"Aku nggak mau makan uang haram. Uang hasil korupsi. Dia itu mendekam di penjara selama hampir 5 tahun. Dia itu baru bebas kembali kira-kira 6 bulan ini. Dan yang konyol lagi, dia itu sekarang nyaleg juga. Mantan napi korupsi kok mau maju jadi wakil rakyat. No way!"
Kemudian si Kakek tiba-tiba menanyakan juga tentang Anisa yang baru adakan pasar murah. Juga tanya tentang si Wan Zono yang membantu keluarga duka tadi. Pertanyaannya, apakah mereka menyatakan ingin nyaleg juga?
"Ya benar, Kung. Malah mereka minta agar kita semua mau mencoblosnya April nanti."
"Mengapa kakekmu ini curiga dan sama sekali tak simpati pada mereka? Karena mereka itu sesungguhnya adalah manusia-manusia purba...."
"Manusia purba itu jenis makhluk apa, Kung?" tanya Ranti polos.