Kemudian lawannya, bila sumbu y kita semakin negatif mengartikan engagement atau keterikatan kita sangat kuat. Kemampuan untuk fokus pada suatu tugas, menyelesaikannya secara efisien dan efektif. Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong keterlibatan mental.
Penempatan notasi 4C di sumbu x dan y sebagai berikut; 1) Commitment ada di kuadran pertama [x,y], 2) Control ada di kuadran kedua [-x,y], 3) Confidence ada di kuadran ketiga [-x,-y], dan 4) Challenge ada dikuadran terakhir, kuadran keempat [x,-y]. Artinya ketangguhan mental dapat dilihat dari daya resiliensi dan kepositifan seseorang. Dirincikan menjadi komponen 4C ini. Mari kita bahas satu persatu.
Komitmen seseorang tidak dapat dibuktikan di awal kita bertemu. Misalkan pada saat interview masuk kerja. Sulit ditebak, hasil analisa wawancara hanya merumuskan kecenderungan-kecenderungannya saja.
Komitmen baru dapat dibutikan dengan berjalannya waktu. Setelah tiga bulan baru kelihatan bagaimana perilaku seseorang bekerja yang sebenannya. Misal; sering terlambat masuk kerja. Bila meeting tidak mencatat atau tidak membuat mom - minutes of meeting.
Kalau pun mencatat sering lupa mengirim atau mendistribusikannya. Lebih parahnya lagi tidak mem-follow-up, dan seterusnya. Perilaku atau kebiasan buruk ini baru terlihat kemudian. Bila dibiarkan lebih dari setahun akan menjadi budaya kerja yang buruk, yang akhirnya merugikan perusahaan.
Komitmen secara garis besar dikelompokan menjadi dua bagian; berorientasi kepada delivery pekerjaan, dan berorientasi kepada tujuan. Artinya saat seseorang menandatangani kontrak kerja sebagai karyawan yang baik dia akan berkomitmen melayani sesuai dengan penugasan yang diberikan. Selain itu bila memang memiliki ketangguhan mental dia akan komit kepada pencapaian target atau sasaran tugas pekerjaan yang diberikan.
Upaya meningkatkan daya resiliensi untuk memupuk ketangguhan mental berikutnya adalah bagaimana kita dapat mengendalikan diri. Kemampuan mengendalikan diri seseorang menjadi sangat penting.
Bagaimana mengendalikan emosi yang meletup-letup. Emosi otak kita tidak selalu dalam bentuk marah-marah. Tapi seberapa tahan kita bisa melawan ketakutan, keragu-raguan, menekan kesedihan, menahan kenikmatan dan menangguhkan keinginan yang menggebu-gebu.
Pengendalian diri hidup kita sangat penting. Seberapa kuat kita menahan diri gaya hidup kita sehari-hari. Gaya hidup seseorang kalau sudah tinggi cenderung agak sulit menurunkannya.
Dalam ketangguhan mental, kekuatan inner positivity seseorang salah satunya tercermin cukup tangguh apabila dapat mengendalikan gaya hidupnya. Faktanya, banyak yang tidak siap memasuki masa pensiun kerjanya. Bukan post power syndrome yang manjadi masalah utamanya.
Namun apakah yang bersangkutan mampu dan mau menurunkan gaya hidupnya, serta dapat menyesuaikannya. Apalagi bila sebelum pensiun telah terbiasa di posisi puncak yang apa-apa serba dilayani.