Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community
Jakarta, 8 April 2020. Seringkah kita mendengar istilah ADHD. Kira-kira apakah sebenarnya yang dimaksud? Perlukah kita mengetahuinya?
Banyak yang setuju kita sebagai orang awam ternyata perlu mengetahui dan memahami istilah ini walau kita tidak sedang kuliah mengambil jurusan psikologi atau kedokteran. Kenapa perlu? Agar kita tidak salah menyikapinya bila berjumpa dengan anak atau orang yang mengalami atau berkaitan dengan istilah ADHD ini.
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian. Kondisi ini dulunya dikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder.
Pengertian ADHD
ADHD adalah suatu kondisi yang biasanya terlihat dengan jelas pada beberapa anak balita ketika mereka memasuki usia prasekolah dan usia awal sekolah. Mereka sulit untuk memusatkan perhatian dan mengendalikan perilaku mereka.
Diperkirakan ada 3-5% anak yang ADHD, atau sekitar 2 juta anak di Amerika Serikat. Artinya; 1 dari 25 atau 30 siswa dalam mengalami gangguan ADHD.
Apa itu ADHD ?
ADHD merupakan gangguan perilaku yang paling umum pada masa kanak-kanak. Kelainan ini diperkirakan memengaruhi, antara 3 sampai 7 anak dari setiap 100 anak usia sekolah (American Psychiatric Association - APA, 2000). Menjadikannya suatu masalah kesehatan jiwa yang serius. Pada banyak kasus, gangguan tersebut tidak hanya memengaruhi anak-anak. Masalah ini akan terus berlanjut hingga masa remaja dan dewasa.
Gejala inti dari ADHD adalah tidak sesuainya tingkat perkembangan dalam perhatian, hiperaktifitas, dan impulsifitas. Masalah ini akan terus-menerus menyebabkan anak kesulitan dalam satu atau lebih area besar dalam kehidupan, seperti: rumah, sekolah, pekerjaan, atau hubungan sosial. Oleh karena itu banyak anak ADHD yang memerlukan terapi anak hiperaktif untuk memperbaiki perilaku mereka.