User experiences, intensitas penggunaan gadget dan tingginya time consuming para pelanggan, menjadi suatau peluang tersendiri bagi marketer dalam menerapkan digital marketing. Erat kaitannya dengan pengalaman berbelanja di toko dengan pengalaman belanja online. Tapi ada perbedaan penting yang sangat mencolok.
Di dunia periklanan dan pembelian online bisa keluar tepat di samping satu sama lain tanpa kebutuhan konsumen untuk menunda kepuasan sampai mereka memenuhi keinginan berikutnya.Â
Hingga mereka melakukan perjalanan berikutnya ke mal. Alhasil pengejaran dan pencapaian aktivasi atas tujuan konsumen jauh lebih cepat dan dinamis dalam berbelanja online.Â
Tidak membuat mereka frustrasi. Hal tersebut sangat mendukung, terutama pada saat genting sekarang ini; pandemi virus yang mematikan, menuntut para konsumen untuk tetap di rumah saja.Â
Meningkatkan transaksi (frekuensi dan volume) belanja online. Untuk lebih jelasnya tentang implikasi situasi unik ini dan bagaimana otak manusia telah menyesuaikan diri dengan pengalaman online, dibahas secara ilmiah oleh neuromarketing.
6) Entertainment
Area pemasaran terakhir yang kita bahas pada kesempatan ini adalah entertainment. Atau hiburan yang menyenangkan. Tujuannya memang mencapai kondisi otak yang happy. Nucleus accumbens pusat kesenangan di otak distimulus oleh para neuromarketer untuk dapat dibanjiri dopamin.Â
Meskipun konsumen lebih mampu mengidentifikasi kapan sebaiknya mereka dihibur daripada saat mereka dibujuk, mereka memiliki sedikit akses sadar mengapa mereka menemukan satu program televisi atau video game mana yang lebih menghibur daripada yang lainnya.
Opimalisasi indera atau akses ke otak limbik, dalam menyampaikan informasi agar efektif, upaya-upayanya terus dilakukan dan ditingkatkan. Tidak hanya menggunakan jalur konvensional hanya lima indera, karenanya dikenal di marketing jaman dulu sebagai panca indera. Sensory access dan gateway otak dieksplor dan dieksploitasi oleh para praktisi neuromarketer.Â
Temuan hari ini lebih dari sepuluh. Jadi tidak hanya menggunakan warna-warni visual, bebauan, musik auditif, sentuhan lembut dan kedekatan sales person, ataupun kombinasi itu semua. Tapi sudah lebih dari itu. Â
Ilmu otak atau brain science memberikan banyak wawasan berguna tentang apa yang membuat sebuah cerita menarik dan bagaimana minatnya terwakili di otak.