Secara khusus ilmu pengetahuan tentang otak membawa kita pada gagasan menarik; bahwa mungkin saja iklan terbaik di dunia yang tidak mereka perhatikan. Demikian juga dengan adanya pengulangan hubungan emosional positif, serta bukan hanya pesan persuasif. Hal tersebut mungkin lebih efektif dalam memperkuat merek dan meningkatkan penjualan.Â
Di dalam ilmu neuromarketing kita membahas persoalan-persoalan tersebut, dan gagasan-gagasan kreatif lainnya tentang iklan di otak. Sesuai masing-masing objektif iklan peruntukannya. Branding, creating awareness, meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggang, building and maintaining ekuitas merek, membangun kebanggan terhadap penggunaan produk, memberikan informasi harga, benefit, kedalaman fitur-fitur produk, testimoni, dan lain sebagainya.
4) Shopping
Pembeli mengeluarkan sedikit pemikiran sadar dalam pengalaman berbelanja. Walau terdengar seperti mensiasati konsumen. Misalkan dengan mendekatkan PoP (point of purchase)Â pelanggan, dan masih banyak cara lainnya. Mata rantai AIDA dalam proses keputusan membeli mungkin termasuk pendekatan yang telah usang, telah direvisi dan disempurnakan oleh neurosains.
Mereka mengambil sejumlah besar isyarat sensoris visual dan lainnya saat mereka menavigasi perjalanan belanja mereka. Tapi kebanyakan mereka biasanya tidak sadar melakukannya.Â
Karenanya, di dalam neuromarketing yang sering perlu ditambahkan adalah mengingatkan para marketer dalam bab etika pada saat mereka memasarkan suatu produk atau jasa.Â
Faktor situasional sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belanja. Sering kali berkaitan dengan biaya, pembeli sadar berniat atau tidak. Bagaimana neuromarketing dapat dipergunakan untuk menguji reaksi pembeli di lingkungan belanja aktual dan simulasinya.
5) Online
Di dunia yang VUCAÂ (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity), tidak bisa menghindar dari dampak disrupsi digital dan kemajemukan serta keberagaman preferensi pofil konsumen.Â
Akses informasi tak bisa lagi dibendung dan dibatasi. Hampir semua orang bisa dipastikan memiliki dan sering kali memegang gadget. Bahkan pada saat Anda membaca tulisan ini pun sedang bersentuhan dengan digital devices yang selalu terkoneksi internet.Â
Entah itu menggunakan smartphone maupun komputer; seperti: laptop, notebook, netbook, macbook, dan lain sebagainya. Sebenarnya memudahkan marketer memasarkan produk-produknya.