Oleh sebab itu mengapa ketika orang-orang merasakan distress atau stres negatif terkadang mereka akan menderita ketergantungan obat, alkohol, makanan, narkoba, obat-obat terlarang, atau dengan resep dokter.Â
Orang-orang tersebut dapat mengobatinya sendiri (self-medication). Tetapi mengapa orang dapat melakukannya? Kenapa mereka dapat mengobati diri sendiri karena kita tahu bahwa ada korelasi antara keduanya. Hubungan bersama antara rasa sakit psikologis dan rasa sakit fisik bukanlah hal yang ngawur.
Jadi sangat penting di dalam tempat kita bekerja, untuk pengasuhan anak, ataupun pendidikan. Kita tahu hal tersebut, misalnya; jika anak-anak sedang bukan benar-benar bagian dari taman bermain, dan mereka diintimidasi, mereka akan terluka.Â
Dan siapa yang bisa belajar ketika mereka merasa kesakitan? Makanya bully yang menyakitkan hati itu sekarang benar-benar dilarang keras.
Rekan kerja yang dikeluarkan dari undangan makan siang, dikeluarkan dari percakapan di sebelah mesin kopi di dapur, mereka akan merasakan sakit hati. Dan siapa yang bisa menjamin dengan kinerja yang efisien kembali berkerja ketika mereka kesakitan. Tentu ada konsekuensi-konsekuensinya.
Hati-hati juga dengan kritik-kritik di rumah dari orang tua atau dari atasan di tempat kerja, bukan lah hal yang tidak ada konsekuensinya. Memang lucu ya, satu sisi otak menyukai feedback, bahkan dia akan stress bila tidak menerima feedback.Â
Tetapi di sisi lain dia akan stress juga bila mendapatkan kritikan. Jadi sebenarnya yang paling tepat; otak akan bersemangat memperoleh kritikan yang membangun.
Kita tahu misalnya juga bahwa ketika mereka telah melakukan studi yang menarik ini, di mana mereka memberikan peserta tylenol selama tiga minggu. Dan ketika melihat buku harian mereka, seperti meninjau laporannya kembali dan menganalisisnya, mereka melihat bahwa orang-orang yang mengambil tylenol itu akan mengurangi ambang batas untuk rasa sakitnya.
Jadi mereka akan melaporkan lebih sedikit luka dibandingkan dengan group yang mengambil plasebo. Kita ambil orang ini untuk dijadikan sample dilengkapi dengan scanner.Â
Kemudian diberikan permainan penolakan (rejection game) lagi. Di mana mereka mengabaikan bola, tidak dilemparkan kepada mereka yang diberikan tylenol. Dan apa yang kita lihat? Kita akan melihat "calming effect" atau dampak yang  menenangkan, berhubungan dengan daerah nyeri di otak. Sesuai dugaan, semuanya cocok, terbukti. Jadi minumlah Tylenol... hahaha...
Intinya adalah minoritas yang diasingkan dari arus utama masyarakat yang sakit, dan itu terlihat di survai, kita tahu bahwa prevalensi depresi dan kecemasan jauh lebih tinggi di minoritas yang tidak diterima.