Masuk ke beberapa tahap percobaan berikutnya, akhirnya kedua "pemain virtual" tadi tidak melemparkan bola lagi ke partisipan - orang yang dipasangkan alat pemindai.Â
Dan selama uji coba-uji coba tersebut, meskipun ini hanya sebuah eksperimen untuk sementara waktu, dan partisipan tahu kalau itu percobaan, bahwa selama uji coba terkait dengan rasa nyeri ini aktivasi sinyal menyala di area otak yang sama.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa itu sebenarnya menyedihkan bagi partisipan terbaca di alat pemindai tadi?
Sementara kita bertanya begitu, dan kapan mereka bertanya bagaimana perasaan mereka dalam hal tersebut, percobaan sesuai dengan apa yang mereka katakan hal-hal seperti kita rasakan sesuatu yang berarti.Â
Fakta sebenarnya; semakin banyak aktivasi terkait daerah nyeri ini selama percobaan "penolakan" tersebut, semakin sering pula mereka melaporkan secara emosional merasa terluka. Sehingga ada korelasi positif antara keduanya.
Hal tersebut di atas lah yang menjelaskan kenapa kita memiliki perbedaan ambang batas, perbedaan toleransi yang membenarkan seorang pasien setelah operasi mungkin membutuhkan sampai dengan enam pil tylenol sementara orang lain hanya membutuhkan satu pil saja. Karena mereka memiliki ambang batas yang berbeda.
Ketika beberapa wanita melahirkan di bathtub dengan menyanyikan lagu, dan ada juga yang membutuhkan beberapa epidural, dan pelepasan bagian tubuh lebih disukai sebagian orang yang menyebabkan rasa sakit ini.Â
Tidak semuanya dapat diceritakan di sini. Tetapi intinya adalah bahwa kita manusia memiliki ambang batas yang berbeda-beda. Sama halnya seperti rasa sakit psikologis tadi, kita pun memiliki toleransi berbeda.
Ada beberapa faktor yang pastinya berbeda untuk dapat menambah atau mengurangi rasa sakit tersebut. Contoh; seperti dukungan sosial (social support) bagi penderita psikologis adalah salah satu yang membosankan, yang dapat mengurangi tekanan psikologis seperti yang mungkin kita telah duga sebelumnya.
Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Hal itu dilakukan karena bahan kimia, seperti oksitosin yang dapat mengkoordinasikan perilaku ibu, dan penting untuk ikatan sosialnya (social bounds).Â
Oleh karenanya, kita tahu saat ketika kita pergi untuk minum kopi dengan teman, kita menikmati percakapan yang kita rasakan sangat dipahami. Kita tidak merasa dihakimi. Kita benar-benar suka pengalaman tersebut.Â