Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Eric Wiel: Negara, Antara Rasional dan Irasional (1)

15 Februari 2024   07:36 Diperbarui: 15 Februari 2024   07:43 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebaliknya, gagasan komunitas didefinisikan, di satu sisi, oleh intersubjektivitas yang dimungkinkannya dan, di sisi lain, oleh kesinambungan tradisi sejarah. Meskipun kita dapat menghubungkan keduanya, keduanya bukanlah hal yang sama. Namun, ini hanyalah contoh kemungkinan terjadinya dialog. Secara umum, pemikiran Eric Weil harus dibandingkan dengan kemajuan konseptual dan perdebatan yang terjadi selama tiga puluh tahun terakhir. 

Faktanya tetap Eric Weil membuat diagnosis yang relevan terhadap masalah-masalah pada masa itu, terutama karena logika konseptualnya bertujuan untuk memahami keterkaitan yang kompleks antara semua masalah ini. Permasalahan membentuk suatu sistem dan realitas yang dihadapi oleh politik, dengan cara tertentu, tidak lain adalah sistem dari semua permasalahan tersebut. Memahami kesatuannya bukan hanya persoalan relevansi teoretis, namun  merupakan kondisi bagi tindakan yang efektif dan sadar diri.

Terakhir, pendekatan Eric Weil patut mendapat perhatian khusus pada dua hal. Di satu sisi, pertanyaan mengenai transformasi negara masa kini, mengenai evolusinya menuju demokrasi, terkait dengan modalitas yang mendasari globalisasi akan terus berlanjut. Di sisi lain, lembaga-lembaga sosial dan politik dianggap dalam kerangka teori argumentasi, yaitu, tentang kondisi kemungkinan dan dampak praktis dari diskusi yang rasional dan masuk akal diskusi yang memelihara hubungan yang kompleks dan bertentangan dengan kemungkinan terjadinya kekerasan yang selalu ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun