Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tentang Filsafat

28 Desember 2023   21:18 Diperbarui: 28 Desember 2023   21:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kita tidak boleh lupa, dalam hal ini, manusia telah lama didefinisikan sebagai "homo sapiens", dan kemudian ia dibedakan sebagai "homo faber". Baru-baru ini, dikemukakan   manusia pada dasarnya telah menjadi "homo oeconomicus", tanpa mengurangi karakterisasinya sebagai "manusia massal" berdasarkan proses industrialisasi. Di sisi lain, manusia telah mampu membedakan "pathos" (cara perasaan) dan "ethos" (cara bertindak, cara hidup), di antara banyak ciri dan atribut lainnya. Singkatnya, manusia, selain memiliki naluri,   merupakan makhluk yang peka, makhluk yang berpikir (akal) dan berkeyakinan (roh).

Jadi, dengan begitu banyak penokohannya, manusia selalu mewakili sebuah titik ketegangan, yang tunduk pada kekuatan-kekuatan yang datang dari berbagai bidang, yang menjadikannya jauh lebih kompleks daripada yang ia duga, atau daripada apa yang dapat didiagnosis oleh ilmu pengetahuan bahkan dengan instrumennya yang paling canggih sekalipun._ Apollo _

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun