Sebaliknya,, berbicara tentang pilihan ketiga sehubungan dengan penafsiran sebuah teks: Kecenderungan terakhir menempatkan penekanan pada teks itu sendiri.. Meskipun teks itu lahir dari seorang pengarang, ia tetap mempertahankan otonomi terhadapnya, ia tetap konsisten dalam dirinya sendiri. Teks adalah sistem kata yang tepat, teratur dan bermakna. Teksnya ada di sana, siap membantu kita, mengundang kita untuk menembusnya dan menemukan segala aspeknya. Teks menciptakan semesta makna yang ditempatkan di hadapan pembaca. Inilah yang oleh Ricoeur disebut sebagai 'dunia kerja'.
Tujuan penafsiran adalah untuk menjangkau dunia yang menjadi acuan karya tersebut. Dunia karya merupakan gambaran 'cara menghuni dunia', tentang virtualitas keberadaan di dunia. Hermeneutika saat ini memberikan penekanan khusus pada teks. Nah, dalam hal ini, tidak mungkin mempertahankan visi sepihak karena dalam beberapa hal pengarang ada dalam karya tersebut, sesuatu tentang pengarang dikomunikasikan kepada kita melalui karya tersebut dan karena kehadiran pembaca, yang memperbarui dan menafsirkan karya tersebut. bekerja, tidak acuh.. Dengan cara ini teks adalah mediator sejati antara penulis dan pembaca.
Para analis menekankan teks itu sendirilah yang memberi tahu kita apa batas penafsirannya. Ini tentang mencari apa yang disebut 'niat karya' untuk unsur-unsur yang memungkinkan terbentuknya niat pembaca, yang, sebagai strategi teks, telah dikembangkan oleh penulis. Dalam operasi ini pembaca mengambil inisiatif, namun inisiatif itu berupa perumusan dugaan tentang maksud karya yang harus disetujui oleh keseluruhan teks sebagai satu kesatuan organik. Hal ini tidak berarti hanya ada satu dugaan yang didukung oleh teks tersebut; Sebaliknya, ada beberapa hipotesis yang dapat diverifikasi oleh teks tersebut.
Namun harus diingat sebuah teks adalah sebuah kecerdikan yang tujuannya adalah untuk membangun 'Pembaca Model'-nya sendiri, yaitu pembaca yang ideal. Pembaca empiris, ketika mendasarkan dugaannya, harus mengarah pada jenis Pembaca Model yang didalilkan oleh teks. Dan menegaskan diperlukan inisiatif pembaca untuk menentukan maksud dari karya tersebut, namun pada akhirnya hal ini harus menjadi kriteria penafsiran yang autentik. Meskipun tidak pernah ada penafsiran yang final dan definitif terhadap suatu teks, namun kita dapat menemukan dan harus dicari penafsiran yang paling mungkin. Ricoeur, Hirsch dan penulis lain menyoroti adanya kriteria validasi. Ada aturan untuk dugaan dan aturan untuk memvalidasi dugaan tersebut.
Dengan mengumpulkan beberapa kriteria ini, kita dapat mengatakan penafsiran yang lebih mungkin terjadi dibandingkan penafsiran lainnya harus divalidasi karena: 1) yang paling memberi makna pada teks (kriteria kelengkapan); 2) merupakan yang paling koheren secara kreatif dengan rantai penafsiran yang melahirkannya (kriteria tradisi); 3) yang paling koheren dengan keseluruhan sistem makna yang menjadi bagiannya (kriteria keselarasan) dan 4) yang telah melalui mediasi penjelasan dengan cara yang paling ketat dan yang paling menolak hal tersebut. kritik Hal ini dapat dilakukan dari contoh lain.
citasi:
- Arndt, Andreas, 2013, Friedrich Schleiermacher als Philosoph, Berlin/Boston: de Gruyter.
- Brief Outline of the Study of Theology. Translated by W. Farrer. Edinburgh, 1850.
- Brandt, Richard. The Philosophy of Friedrich Schleiermacher. New York: Harper & Brothers, 1941. The most detailed examination of Schleiermacher's philosophy in English.
- The Christian Faith. Translated by H. R. Mackintosh and J. S. Stewart. Edinburgh, 1948; New York: Harper and Row, 1963.
- Christmas Eve: A Dialogue on the Celebration of Christmas. Translated by W. Hastie. Edinburgh, 1890.
- Dilthey, Wilhelm. Leben Schleiermachers. Berlin, 1870; 2nd ed., edited by H. Mulert. Berlin, 1922. The classic biographical work on Schleiermacher, but extends only to the period at Halle. Should be supplemented by Dilthey's articles in his Gesammelte Schriften, 2nd ed. Stuttgart, 1959/1960. Vols. IV and XII.
- The Life of Schleiermacher as Unfolded in His Autobiography and Letters. 2 vols. Translated by F. Rowan. London, 1860.
- Schleiermacher. Friedrich, 1797, Philosophie der Philologie (Philosophy of Philology), in “Friedrich Schlegels ‘Philosophie der Philologie’ mit einer Einleitung herausgegeben von Josef Körner”, Logos 17 (1928).
- __., Hermeneutics: The Handwritten Manuscripts, James Duke and Jack Forstman (trans.), Oxford: Oxford University Press, 1978; Atlanta: Scholars Press, 1986. (This is a translation)
- __.,Hermeneutics and Criticism, Andrew Bowie (ed.), Cambridge: Cambridge University Press, 1998
- On Religion: Speeches to Its Cultured Despisers. Translated by John Oman. London, 1893; New York, 1958.
- Selected Sermons of Friedrich Schleiermacher. Translated by Mary F. Wilson. New York, n.d.
- Soliloquies. Translated and edited by Horace Friess. Chicago, 1926.
- R. Schleiermacher on Christ and Religion. New York: Scribners, 1964. An account of the central ideas in Schleiermacher's theology against the background of his philosophy.