Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cawe-cawe, Apakah Lurah Itu Gila Kekuasaan (11)

6 Oktober 2023   20:57 Diperbarui: 6 Oktober 2023   20:59 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Cawe-cawe, Apakah Lurah Itu Gila Kekuasaan (11)

  Penyalahgunaan kekuasaan oleh predator. Predator adalah seseorang yang mengambil keuntungan dari orang lain. Di tempat kerja, predator biasanya adalah individu yang mempunyai kekuasaan atas orang lain yang meluas hingga keserakahan dan eksploitasi demi kesenangan atau keuntungan mereka. Kekuasaan memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertindak seperti predator karena kekuasaan melindungi mereka dari konsekuensi perilaku dan tindakan predator. Dalam kebanyakan kasus, laki-laki merupakan predator utama yang menyerang perempuan karena kekuatan fisik dan kekuasaan sosialnya. Penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan predator di tempat kerja mencakup pelecehan seksual, diskriminasi, intimidasi, dan intimidasi.Predator dapat menggunakan otoritasnya untuk mengeksploitasi karyawan, sering kali menargetkan mereka yang rentan atau memiliki sedikit kekuasaan dalam organisasi. Para pemimpin menyalahgunakan kekuasaan mereka melalui predasi dengan melanggar hak-hak pribadi dan seksual karyawan mereka, misalnya, meminta bantuan seksual untuk memberi mereka kenaikan gaji. Terkadang mereka menyerang atau mengintimidasi bawahannya melalui kata-kata yang membuat mereka merasa takut, sendirian, dan tidak berdaya. Jenis pelecehan ini dapat sangat mempengaruhi korbannya, menyebabkan tekanan fisik dan psikologis.

Selain itu, para korban takut kehilangan pekerjaan/jabatan mereka saat ini atau diblokir dari pekerjaan di masa depan. Akibatnya, mereka mungkin menderita kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma. Predator  ditemukan di sekolah, gereja, kantor pemerintah, dan organisasi swasta.

  Penyalahgunaan kekuasaan, yang berarti pelecehan kekuasaan, adalah hal yang biasa terjadi dalam organisasi dengan pengawasan yang tidak memadai terhadap orang-orang berpangkat tinggi. Sekolah, rumah sakit, universitas, dan organisasi swasta umumnya rentan terhadap pelecehan kekuasaan. Berikut beberapa dampak penyalahgunaan kekuasaan:

Karyawan/ birokrasi yang Stres: Alasan paling umum terjadinya stres karyawan adalah beban kerja. Penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan atasan menimbulkan stres pada karyawan akibat kondisi kerja yang buruk, ketidakamanan kerja, dan ketidakpuasan kerja.

Produktivitas karyawan/birokrasi yang rendah: Jika seorang karyawan tidak produktif, hal ini mungkin berarti dia tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak bersahabat yang diciptakan oleh penguasa yang memanfaatkan posisi mereka dan menyalahgunakan wewenang mereka. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan hukum bagi perusahaan.

Perputaran karyawan/birokrasi yang tinggi: Tingginya tingkat pergantian karyawan kemungkinan besar disebabkan oleh penyalahgunaan kekuasaan oleh manajemen. Karyawan mungkin merasa dianiaya atau tidak dihargai dan, sebagai akibatnya, mungkin mencari peluang kerja lain. Sebagai imbalannya, mereka menghormati atasan mereka dan membantu mencapai visi perusahaan. Memuaskan karyawan dan memperlakukan mereka dengan baik membantu mengurangi pergantian dan keluhan karyawan.

Dampak penyalahgunaan kekuasaan bisa sangat buruk dan menyebabkan hilangnya kepercayaan, rasa hormat, dan kredibilitas. Hal ini  dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi, dan tidak aman. Mengurangi dampak penyalahgunaan kekuasaan dapat mencakup penyediaan sumber daya dan dukungan yang memadai bagi karyawan, membina lingkungan kerja yang positif dan sehat, serta menciptakan budaya saling menghormati dan bekerja sama.

Penyalahgunaan kekuasaan merupakan masalah serius yang seringkali berujung pada gerakan sosial dan revolusi. Penyalahgunaan kekuasaan dalam kepemimpinan dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Bentuk pelecehan yang paling umum adalah fisik, seksual, emosional, finansial, dan psikologis.

Pelecehan fisik adalah penggunaan kekuatan/kekerasan fisik dengan sengaja, seperti memukul, mendorong, atau menendang orang lain tanpa persetujuannya. Contoh penyalahgunaan kekuasaan secara fisik dalam kepemimpinan adalah ketika seorang pemimpin menggunakan status fisiknya untuk mengintimidasi atau mengancam bawahannya. Kekerasan fisik dilakukan melalui isyarat fisik, bahasa tubuh atau kekerasan langsung. Perilaku seperti ini menimbulkan rasa takut pada pihak penerima dan dapat menghalangi mereka untuk bersuara atau menentang pemimpin. Pada akhirnya, hal ini mengarah pada gaya kepemimpinan yang lebih otokratis, di mana pemimpin memegang kendali penuh dan bawahannya hanyalah pengikut.

Pelecehan seksual adalah setiap kontak atau perilaku seksual yang terjadi tanpa persetujuan korban. Ini bisa berupa kontak seksual nyata, ancaman, atau percobaan dengan orang lain tanpa persetujuan. Hal tersebut dapat mencakup pemerkosaan, pelecehan seksual, dan penyerangan seksual. Pelecehan seksual terhadap kekuasaan dalam kepemimpinan terjadi jika seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan menggunakan posisinya untuk memaksa seseorang melakukan tindakan seksual. Hal ini dapat dilakukan dengan menjanjikan bantuan atau keuntungan sebagai imbalan atas seks atau dengan menggunakan ancaman atau kekerasan.

Penyalahgunaan keuangan adalah penggunaan uang atau properti orang lain secara ilegal atau tidak sah. Termasuk pencurian, penipuan dan pencurian identitas. Contoh penyalahgunaan kekuasaan finansial dalam kepemimpinan adalah ketika pemimpin menggunakan jabatannya untuk memperoleh keuntungan finansial bagi diri sendiri atau keluarganya alih-alih menggunakan kekuasaannya untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Penyalahgunaan keuangan dapat terjadi dalam beberapa cara, seperti mempengaruhi seorang pemimpin untuk mendapatkan kontrak pemerintah untuk bisnisnya. Mereka  dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk mendapatkan pinjaman atau kesepakatan investasi yang menguntungkan. Penyalahgunaan kekuasaan finansial  dapat terjadi ketika seorang pemimpin menerima suap atau suap sebagai imbalan atas pengambilan keputusan yang menguntungkan orang yang menyuapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun