Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Das Man (5)

20 Agustus 2023   18:01 Diperbarui: 20 Agustus 2023   18:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arikel terkait:

Ilustrasi yang baik di sini dapat memberikan kemungkinan untuk teknisisasi tubuh manusia, yang dapat dilihat: (a). dalam aspek perangkat teknis yang tertanam dalam tubuh manusia; (b). dalam aspek integrasi manusia ke dalam sistem teknis; (c). dalam aspek tubuh manusia berubah menjadi semacam produk rekayasa genetika. energi reifikasi yang diwujudkan dalam sepotong logam atau pigmen berwarna, diatur ke individu tertentu melalui teknik manipulatif mode dan pemasaran.

Asalkan kemungkinan memanifestasikan dirinya dalam prosedur mengharapkan masa depan bentuk yang berbeda, baik itu antisipasi, perencanaan, atau pengembangan. Ekspektasi sebagai prosedur identifikasi dihubungkan sedemikian rupa dengan prosedur pengendalian. Kontrol adalah tanda pemikiran yang menghitung khas era Ge-stell. Ekspektasi melegitimasi aspirasi untuk mengubah situasi, yang dulu tidak sesuai. Oleh karena itu, transformasi identitas menjadi semacam pengganti ekstase ekstase. Di situlah mekanisme perangkap Ge-stell berbunyi.

Akhirnya Menganalisis batas-batas eksistensial dan cara mengatasinya memungkinkan kita untuk memulai pengembangan pendekatan eksistensial terhadap masalah identitas. Perspektif eksistensial atas permasalahan tersebut dapat menjadi alternatif nyata bagi metodologi konstruktivis maupun esensialis. Mengatasi batas eksistensial Aku Yang Lain memberikan kesempatan untuk mengubah peran sosio-kultural menjadi identitas. Cara-cara utama untuk mengatasi hal tersebut dapat ditunjukkan: (a). tekad dalam menemukan tempat sendiri dalam keberadaan-bersama-orang lain, (b). watak rasa sakit dan kecemasan sehubungan dengan kematian dan kefanaan Yang Lain. Sifat ekstatis manusia merupakan landasan antropologis untuk mengatasi batas-batas eksistensial.

Namun, sifat ekstase manusia  menjadi dasar dari fenomena tersebut, berlawanan dengan pencapaian identitas sejati. Kita berbicara tentang situasi obsesi, kehilangan, dan erosi identitas. Di era modern fenomena-fenomena problematis tersebut ditandai pada tataran personal, sosio-kultural, dan antropologis. Kecenderungan-kecenderungan tersebut terkait dengan cara hidup manusia saat ini, cara mana yang dapat didefinisikan, sesuai dengan filosofi Martin Heidegger, sebagai Ge-stell. Ini tentang mengungkap bahaya eksistensial Ge-stell melalui citra mental jebakan. Inti dari jebakan adalah menyediakan (en-framing) kepada manusia dengan set identifikasi diri yang siap tersedia dari kemungkinan transformasi diri.

Citasi:

  • Der Begriff der Zeit (1924). Translated as The Concept of Time by William McNeill, (Oxford: Blackwell, 1992).
  • Beitrge zur Philosophie (Vom Ereignis) (1936-1938). Translated as Contributions to Philosophy: (From Enowning) by Parvis Emad and Kenneth Maly (Bloomington: Indiana University Press, 1999).
  • Hegels Phanomenologie des Geistes (winter semester, 1930-1931). Translated as Hegel's Phenomenology of Spirit by Parvis Emad and Kenneth Maly (Bloomington: Indiana University Press, 1988).
  • Ontologie: Hermeneutik der Faktizitt (summer semester, 1923). Translated as Ontology: The Hermeneutics of Facticity by John va Buren (Bloomington: Indiana University Press, 1999).
  • Platon: Sophistes (winter semester, 1924-1925). Translated as Plato's Sophist by Richard Rojcewicz and Andre Schuwer (Bloomington, Indiana University Press, 1997).
  • Prolegomena zur Geschite des Zeitbegriffs (summer semester, 1925). Translated as History of the Concept of Time by Theodore Kisiel (Bloomington: Indiana University Press, 1985).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun