Dengan rasa takjub kita melihat tersingkap di hadapan kita sebuah gambaran alam semesta yang megah, sebuah alam semesta yang bagian-bagiannya saling terhubung oleh jalinan kekerabatan yang paling halus, membentuk keseluruhan yang harmonis yang diduga oleh para filsuf kuno ketika mereka memandang dunia dengan mengintegrasikannya, tatapan perseptif intuitif. Kami adalah bagian dari lingkungan ekologis dan itu adalah bagian dari alam semesta. Ini berisi berjuta bintang dan yang terdekat adalah Matahari.
Matahari adalah penguasa Bumi. Kita, dalam arti tertentu, anak-anaknya. Bukan tanpa alasan imajinasi yang kaya dengan sayapnya umat manusia terbang semakin jauh dan lebih tinggi di orbit peradaban menggambarkan Matahari dalam legenda kuno sebagai dewa tertinggi.
bersambung (2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H