Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Jagat Gumelar, Jagat Gumulung (2)

19 Desember 2022   18:47 Diperbarui: 19 Desember 2022   19:03 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa itu Jagat Gumelar, Jagat Gumulung (2)/dokpri

Tema pertama adalah kritik Nietzsche terhadap modernitas. Justru modernitas yang telah melucuti manusia dari keterlibatannya dengan tempat di bumi tempat dia tinggal, dengan menjadikan manusia sebagai konsep abstrak, yang dibatasi dalam kerangka kebebasan dan akal, kebebasan bebas dan otonomi. Dalam interpretasi Manschot terhadap Nietzsche, inilah proses 'menggali' manusia.    

Tema kedua yang dipinjam Manschot dari Nietzsche adalah revaluasi perspektif lokal. Manschot ingin mengusahakan hubungan kreatif antara budaya lokal dan kesadaran ekologis, dan dengan tegas menjualnya dengan globalisasi, yang dalam pandangannya didorong oleh logika kepentingan dan keuntungan, dan sebenarnya dilucuti dari perspektif planet.

Nietzsche secara konkrit mengkonseptualisasikan sebuah komunitas. Menurutnya, suatu komunitas yang terus menerus berinteraksi dengan lingkungan dan budayanya merupakan penghubung antara suatu komunitas tertentu dengan 'lingkungannya'. Untuk bertahan hidup, setiap bangsa menciptakan norma dan nilai sendiri. Nietzsche lilac menggunakan gambaran alkitabiah tentang Sepuluh Perintah, di mana definisi orang tentang baik dan buruk merupakan cerminan dari pengalaman budaya dan sejarah lokalnya.

Oleh karena itu, Nietzsche tidak menkui moralitas absolut, tetapi moralitas yang dibentuk oleh lingkungan.Inilah yang oleh filsuf Gilles Deleuze (1925/1995) dan psykoanalis Flix Guattari (1930/1992) disebut geofilsafat, suatu gaya berpikir yang mereka anggap sebagai pendiri Nietzsche.   Perbedaan krusial dengan interpretasi Manschot adalah  bagi Nietzsche bumi tidak memiliki nilai moral yang mandiri, tetapi memberikan pengaruh formatif. Justru ini, menurut filsuf Gary Shapiro, adalah kontribusi penting Nietzsche untuk gephilosophy.  

Tema ketiga yang ditemukan Manschot dalam Nietzsche adalah gaya hidupnya yang 'eksperimental', tujuannya untuk berfilsafat dari pengalamannya sendiri. Manschot melihatkarakteristik gaya hidup ini (pengalaman, kehidupan eksperimental, dan transformasi dirinya sendiri) titik awal yang penting untuk filosofi eko sendiri. Pertama, menurut Manschot, manusia modern dapat menjadi peka kembali terhadap semua makhluk hidup melalui pengalaman langsung. Kedua, Nietzsche meminta Anda untuk membentuk gaya hidup Anda sendiri dan tidak ditentukan oleh mayoritas.  

Berdasarkan ketiga tema ini, Manschot terutama terinspirasi secara praktis oleh Nietzsche. Dari situ ia menurunkan tiga pilar filosofi ekonya:  penemuan kembali bumi sebagai makhluk hidup, di mana manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan;   fokus baru pada tempat di bumi ('local di atas global'); dan   cara hidup dan berpikir yang diwujudkan, berdasarkan pengalaman, eksperimen, dan transformasi diri. Dengan interpretasi ini, Manschot menjauh dari teori kerangka filsuf, melainkan menawarkan kerangka praktis yang dengannya setiap orang dapat berangkat sendiri menuju gaya hidup yang tidak menguras bumi.

Jelas  Nietzsche tidak menawarkan solusi untuk masalah ekologi saat ini. Dia  tidak menawarkan kerangka filsuf (eko) yang koheren; sebaliknya, iamenghancurkan fondasi kerangka ekofilosofis melalui konsepsinya yang bebas nilai tentang alam. Oleh karena itu, tampaknya merupakan pilihan yang berani di pihak Manschot untuk menggunakan Nietzsche dan bukunya yang mungkin belut tidak filsuf, demikialah  Zarathustra  bersabda , untuk proyek eko-filosofisnya. Terlebih lagi karena Nietzsche tidak mudah dibaca, dan tentunya tidak kontroversial.

Kadang-kadang, pilihan ini ternyata kurang baik, terutama ketika Manschot mengaitkan agenda ekologis dengan Nietzsche dengan terlalu tegas. Tapi Tetap Setia pada Bumi adalah buku sukses yang mendorong pemikiran dan sedang mengerjakan. Karena ketika Manschot menggunakan Nietzsche sebagai sumber inspirasi, dia berhasil dengan luar biasa menerjemahkan filosofinya menjadi masalah modern dengan cara yang menginspirasi, dan  membuatnya dapat diterapkan secara praktis. 

Dia mengingatkan kita  mengatasi masalah ekologi kita tidak hanya tentang langkah-langkah, tetapi  tentang cara berpikir yang berbeda. Dia menantang kita untuk menjadikan hidup kita, dalam semangat Nietzsche, sebuah eksperimen yang hidup dengan kuat, di mana kita menciptakan cara berpikir baru tentang alam yang lebih adil terhadap alam sebagai entitas independen dan rumah manusia.

Pertapaan Kaki Gunung Lawu, 19/12/2022, Pukul 18.36

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun