Sebuah kalimat tidak masuk akal dan tidak mewakili apa-apa jika tidak dibaca dan dipahami. Keadaan mental, di sisi lain, disengaja berdasarkan diri mereka sendiri. Pengalaman visual mawar merah adalah tentang, diarahkan dan mewakili mawar, terlepas dari apakah seseorang mengaitkan karakteristik ini dengannya.
Keadaan yang disengaja sering dicirikan sebagai memiliki konten. Isi keyakinan saya di Paris adalah  "Paris itu indah." Subjek dari keadaan yang disengaja mungkin memiliki sikap yang berbeda terhadap konten. Dengan ini sebagai titik awal, kita dapat menjelaskan fitur khusus dari keadaan disengaja yang banyak dibahas dalam filsafat bahasa .
Keyakinan  "Jogjakarta itu indah" adalah keadaan yang disengaja yang tampaknya diarahkan pada sesuatu yang ada sebagai kuantitas fisik, kota Jogja Namun, keadaan yang disengaja  bisa tentang hal-hal yang tidak ada.Â
Keyakinan saya  Pegasus memiliki sayap adalah tentang Pegasus, mewakili Pegasus dan sepertinya diarahkan ke Pegasus. Bagaimana keadaan mental saya dapat diarahkan pada sesuatu yang tidak ada? Brentano percaya  kondisi mental diarahkan pada apa yang disebut objek yang disengaja. Ini adalah objek abstrak non-fisik.
Penjelasan alternatif berusaha untuk menghindari penegasan keberadaan objek non-fisik. Sering diklaim  isi dari kondisi yang disengaja adalah proposisi, dan hal itu ditentukan oleh kondisi kepuasan kondisi.Â
Namun, status keyakinan kita tentang karakter fiksi masih akan menantang untuk dipertanggungjawabkan. Dalam mitologi Yunani, Pegasus digambarkan sebagai kuda bersayap. Oleh karena itu tampaknya tidak benar untuk mengklaim  keyakinan  "Pegasus memiliki sayap" tidak benar, meskipun Pegasus tidak ada.
Meskipun banyak pendukung intensionalisme modern menyangkal keberadaan objek intensional non-fisik, tampaknya mereka masih harus mengandaikan keberadaan sesuatu yang abstrak (seperti proposisi). Oleh karena itu sulit untuk membayangkan bagaimana seseorang dapat mengurangi intensionalitas sesuatu fisik.
Namun, tidak menutup kemungkinan  intensionalitas dapat dijelaskan sebagai fenomena alam. Antara lain, Fred Dretske (1932--2013) dan Michael Tye (lahir 1950) mengklaim  karena intensionalitas tersebar luas dan ditemukan dalam banyak hal non-mental, maka intensionalitas tidak harus menjadi fenomena misterius yang tidak dapat dijelaskan secara alami.
Citasi pdf-buku:
- Brentano, Franz, [1874] 1973, Psychology from an Empirical Standpoint, Antos C. Rancurello, D.B. Terrell, and Linda L. McAllister (trans.), Abingdon, UK: Routledge.
- __, [1867] 1977, The Psychology of Aristotle: In Particular His Doctrine of the Active Intellect, Rolf George (trans.), Berkeley: University of California Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H