Simpulan, Pada setiap teori metafora, ada implikasi filosofis yang signifikan untuk transfer makna dari satu objek-domain atau konteks asosiasi ke yang lain. Metafora, tidak seperti analogi kiasan saudaranya, menciptakan bentuk predikasi baru, menunjukkan bahwa satu kategori atau kelas objek (dengan karakteristik tertentu) dapat diproyeksikan ke kelas entitas lain yang terpisah; proyeksi ini mungkin memerlukan pengaburan perbedaan ontologis dan epistemologis antara jenis objek yang dapat dikatakan ada, baik di pikiran maupun di dunia luar.
Kembali ke metafora Shakespeare di atas, apa kriteria yang kita gunakan untuk menentukan apakah bara api yang sekarat cocok dengan keadaan kesadaran narator? Apa hubungan persepsi dan ontologis antara api dan keberadaan manusia? Masalah pertama terletak pada bagaimana menjelaskan "kesesuaian" awal antara kategori predikat dan objeknya. Masalah lain muncul ke permukaan ketika a mencoba menjelaskan bagaimana metafora memungkinkan untuk berpikir dengan cara baru. Jika  ingin bergerak di luar model substitusi standar, kemudian  terpaksa menyelidiki operasi mental tertentu yang memungkinkan kita menciptakan representasi metaforis; kita perlu menguraikan proses-proses yang menghubungkan objek-objek eksternal tertentu (dan sifat-sifatnya) yang diberikan kepada pengalaman indrawi dengan tanda-tanda linguistik yang "merujuk" pada objek jenis baru, konteks pengetahuan, atau domain pengalaman.Â
Terima kasih; bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H