Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Fenomenologi Michael Henry

12 Juli 2021   17:54 Diperbarui: 12 Juli 2021   18:17 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, Fenomenologi Michael Henry

Masalah subjektivitas dalam konteks non-intensionalitas, menurut kami, menarik perhatian pada batasan pendekatan Michel Henri. Edmund Husserl menunjukkan masalah ini sebagai berikut: "Variasi apa pun yang dialami oleh intensionalitas, mulai dari saat deteksi pertamanya dalam metode fokus aktual pada objek, semua ini akan menjadi bentuk pencapaian yang bervariasi, pada akhirnya dilakukan oleh saya". Dengan kata lain, dalam konteks ini, konteks [I= aku], kita dapat merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimana intensionalitas dapat terjadi? Jika saya tetap, dan  Henri tetap, maka masalah intensionalitas tetap ada. Efektivitas transendental menunjukkan intensionalitas yang sangat kecil.

Kesengajaan pasif. Di sisi lain, dengan memparafrasekan pertanyaan Platon, dapatkah saya bersenang-senang dan tidak tahu  saya mendapatkannya,    sampai pada masalah intensionalitas, tetapi dari sisi lain. Seperti yang ditunjukkan Heidegger pada masanya, "intensionalitas bukanlah hubungan dengan objek eksternal yang dapat diberkahi dengan pengalaman dan yang akan dimanifestasikan dalam beberapa pengalaman; pengalaman yang disengaja dalam diri mereka sendiri. Kepedulian terhadap kehidupan, yang dibicarakan oleh Michel Henri, menyatukan masalah aktivitas dan kepasifan hidup.

Seseorang dapat berbicara tentang intensionalitas "sekunder" tertentu dalam konteks ini, tetapi sekunder ini agak bersyarat. Dengan demikian, masalah intensionalitas Michel Henri adalah melalui pertanyaan tentang afektifitas transendental dan self-afeksi hidup, mencapai tingkat yang baru.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun