Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Hayek pada Tema Redistribusi Pendapatan

14 Februari 2020   16:31 Diperbarui: 14 Februari 2020   16:28 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekuasaan mereka tumbuh lebih besar ketika kesenjangan yang semakin ekstrem dalam distribusi kekayaan menjadi dan memungkinkan, seperti di masa lalu yang malang, untuk menyuap dan membalikkan anggota yang menghalangi koalisi. Dengan sentimen egaliter bawaan kita, kita mungkin secara intuitif merasa bahwa redistribusi pendapatan tidak bersifat subversif terhadap kebebasan, tetapi merupakan syarat yang diperlukan untuk melindunginya.

Kembali ke pertanyaan dalam tajuk: bagaimana seharusnya Hayek dilihat, sebagai pahlawan intelektual atau ideolog? Dalam pandangan saya (Eropa), jawabannya adalah: Di bawah kondisi historis di mana Hayek mengembangkan filsafat sosial liberalnya, penentangannya yang berani terhadap Zeitgeist yang pro-sosialis yang modis menjadikannya seorang intelektual yang luar biasa. Namun, seperti yang saya coba tunjukkan, dia salah paham atau tidak ingin memahami peran redistribusi pendapatan dalam masyarakat bebas.

Alih-alih, perjuangannya yang terus menerus melawan gagasan kesetaraan material yang diduga atavistik menempatkan redistribusi pendapatan setara dengan irasionalisme sosialis. Interpretasi sepihak ini membuka jalan bagi argumennya untuk terlalu disederhanakan untuk keberpihakan politik di Amerika Serikat. Penganut baru Hayek gagal menjelaskan status intelektualnya dan membuatnya tampak seperti mayat hidup sebagai ideolog.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun