Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kajian Literatur Heidegger "Ada, dan Waktu" [Sein und Zeit]

31 Desember 2019   11:29 Diperbarui: 31 Desember 2019   11:33 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini membawa kita ke masa kini. Bagi Heidegger, masa kini bukanlah beberapa seri poin sekarang yang saya tonton terus mengalir. Sebaliknya, masa kini adalah sesuatu yang bisa saya raih dan tekad saya sendiri. Apa yang dibuka untuk mengantisipasi masa depan adalah fakta dari keberadaan kita yang melepaskan dirinya ke dalam aksi saat ini.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Inilah yang Heidegger sebut "momen penglihatan" (Augenblick, secara harfiah "pandangan sekilas"). Istilah ini, yang dipinjam dari Kierkegaard dan Luther, dapat didekati sebagai terjemahan dari kairos Yunani, momen yang tepat atau tepat. Dalam teologi Kristen, kairos adalah penggenapan atau penebusan waktu yang terjadi dengan penampakan Kristus. Perbedaan Heidegger dengan teologi Kristen adalah ia ingin berpegang pada gagasan tentang momen penglihatan, tetapi melakukannya tanpa merujuk kepada Allah. Apa yang muncul pada saat penglihatan adalah Dasein asli. Singkatnya, Heotegger dapat menghuni bentuk-bentuk Kristen ini tanpa menerima atau setidaknya meniru isinya.

Kunci bagi pemahaman Heidegger tentang waktu adalah ia tidak hanya dapat direduksi menjadi pengalaman waktu yang vulgar, bukan berasal dari perbedaan keabadian. Waktu harus dipahami dalam dan dari dirinya sendiri sebagai kesatuan dari tiga dimensi apa yang Heidegger sebut "ekstase" masa depan, masa lalu dan sekarang. Ini adalah apa yang dia sebut "primordial" atau "asli" waktu dan dia bersikeras itu terbatas. Itu berakhir dengan kematian.

Bagi Heidegger, kita adalah waktu. Temporalitas adalah proses dengan tiga dimensi yang membentuk satu kesatuan. Tugas yang Heidegger tentukan dalam Being and Time adalah deskripsi pergerakan manusia yang terbatas. Seperti yang telah ditunjukkan oleh banyak pembaca dan Heidegger sendiri mengakui, Being and Time belum selesai. Pertanyaan yang dia tinggalkan tergantung di akhir buku adalah masalah yang memulai seluruh perusahaan, yaitu pertanyaan tentang menjadi seperti itu. Kita telah diberikan jawaban untuk pertanyaan apa artinya menjadi manusia, tetapi tidak ada pengertian bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan menjadi seperti itu. Tugas yang Heidegger tetapkan sendiri, dari publikasi Being and Time pada tahun 1927 hingga kematiannya hampir setengah abad kemudian pada tahun 1976, adalah penjelasan dari pertanyaan itu.

Daftar Pustaka:

Being and Time, translated by J. Macquarrie and E. Robinson. Oxford: Basil Blackwell, 1962 (first published in 1927).

Gorner, P., 2007, Heidegger's Being and Time: an Introduction, Cambridge: Cambridge University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun