Ini membawa kita ke masa kini. Bagi Heidegger, masa kini bukanlah beberapa seri poin sekarang yang saya tonton terus mengalir. Sebaliknya, masa kini adalah sesuatu yang bisa saya raih dan tekad saya sendiri. Apa yang dibuka untuk mengantisipasi masa depan adalah fakta dari keberadaan kita yang melepaskan dirinya ke dalam aksi saat ini.
Kunci bagi pemahaman Heidegger tentang waktu adalah ia tidak hanya dapat direduksi menjadi pengalaman waktu yang vulgar, bukan berasal dari perbedaan keabadian. Waktu harus dipahami dalam dan dari dirinya sendiri sebagai kesatuan dari tiga dimensi apa yang Heidegger sebut "ekstase" masa depan, masa lalu dan sekarang. Ini adalah apa yang dia sebut "primordial" atau "asli" waktu dan dia bersikeras itu terbatas. Itu berakhir dengan kematian.
Bagi Heidegger, kita adalah waktu. Temporalitas adalah proses dengan tiga dimensi yang membentuk satu kesatuan. Tugas yang Heidegger tentukan dalam Being and Time adalah deskripsi pergerakan manusia yang terbatas. Seperti yang telah ditunjukkan oleh banyak pembaca dan Heidegger sendiri mengakui, Being and Time belum selesai. Pertanyaan yang dia tinggalkan tergantung di akhir buku adalah masalah yang memulai seluruh perusahaan, yaitu pertanyaan tentang menjadi seperti itu. Kita telah diberikan jawaban untuk pertanyaan apa artinya menjadi manusia, tetapi tidak ada pengertian bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan menjadi seperti itu. Tugas yang Heidegger tetapkan sendiri, dari publikasi Being and Time pada tahun 1927 hingga kematiannya hampir setengah abad kemudian pada tahun 1976, adalah penjelasan dari pertanyaan itu.
Daftar Pustaka:
Being and Time, translated by J. Macquarrie and E. Robinson. Oxford: Basil Blackwell, 1962 (first published in 1927).
Gorner, P., 2007, Heidegger's Being and Time: an Introduction, Cambridge: Cambridge University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H