Metode eksperimental mencoba untuk menemukan solusi untuk kegiatan kriminal dengan menguji secara ilmiah berbagai pendekatan pencegahan dalam pengaturan kehidupan nyata. Secara tradisional, jenis metode ini tidak banyak digunakan karena masalah etika. Namun, dalam empat puluh tahun terakhir, para peneliti semakin menggunakan metode ini dengan beberapa hasil positif.
Metode ini berupaya untuk memprediksi kemungkinan seseorang melakukan jenis kesalahan tertentu di masa depan. Alat utama yang digunakan dalam peramalan adalah statistik dan riwayat kasus. Walaupun pendekatan ini tidak seefektif untuk setiap jenis kegiatan ilegal, telah terbukti valid untuk beberapa bidang, seperti perilaku narkoba.
Penelitian tindakan bertujuan untuk menemukan solusi praktis untuk perilaku tanpa hukum melalui wawasan para penegak hukum dan pejabat layanan sosial. Karena individu-individu ini memiliki pengalaman terkini dan relevan dengan pelaku, metode ini berupaya menggunakan kebijaksanaan ini untuk membangun kebijakan pencegahan yang positif.
Pendekatan ini berupaya memahami perilaku tanpa hukum dengan membandingkan aktivitas kriminal dari budaya yang berbeda. Misalnya, kegiatan ilegal pemuda Philadelphia mungkin dibandingkan dengan kegiatan pemuda New York. Para pendukung metode ini percaya perbandingan akan menyoroti perbedaan yang mungkin dijelaskan oleh perbedaan dalam dua budaya.
"Yang sesat dan konformis ... adalah makhluk dari budaya yang sama, penemuan dari imajinasi yang sama," kata sosiolog Kai Erickson. Oleh karena itu, pengaruh kriminologi adalah bidang studi yang sangat penting untuk membantu masyarakat memahami apa yang menyebabkan seseorang menyimpang dari hukum dan berperilaku kriminal. Tidak diragukan lagi, kriminologi dan kepolisian adalah mitra penting dalam menjaga komunitas yang damai.