Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Isi Otakmu [1]

12 Desember 2019   16:09 Diperbarui: 12 Desember 2019   16:18 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan antara materi dan cita-cita juga diungkapkan dalam kenyataan hukum-hukum pemikiran dan, secara umum, dari semua proses spiritual tidak sesuai dengan hukum-hukum proses fisik, kimia, dan fisiologis yang terjadi di otak dan membentuk dasar material dari kesadaran. Hukum-hukum ini dipelajari oleh berbagai ilmu. Sebagai contoh, ahli logika yang mempelajari teknik-teknik dan hukum-hukum pemikiran mungkin tidak memiliki hubungan apa pun dengan mekanisme pemikiran material apa pun.

Kesadaran selalu terhubung dengan proses neurofisiologis dan tidak ada di luar proses ini. Tetapi mereka bukan yang membentuk esensinya. Ilmu pengetahuan pasti akan suatu hari "mengurangi" fenomena mental ke proses biokimia dan energi-informasi di otak. Tetapi ini tidak akan menjelaskan esensi kesadaran, meskipun hubungan antara spiritual dan material akan dipahami secara lebih mendalam dan halus. Tampak pembangunan model sensorik dan konseptual dalam otak manusia, ketika itu mencerminkan apa yang ada atau membangun apa yang seharusnya ada, yaitu, menetapkan tujuan, terhubung dengan fenomena bioenergo-informasi.

 Dalam bahannya aktivitas mental adalah bioenergo-informasi dan pada saat yang sama itu adalah gambaran spiritual dari realitas yang ada atau potensial. Inilah sebabnya mengapa ia dapat melakukan tidak hanya reflektif-konstruktif tetapi juga peran regulatifnya dalam sistem organisme dan dalam hubungan antara organisme dan dunia sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan proses fisiologis otak yang ideal adalah konten informasi dan evaluasi mereka. Kesadaran bukanlah gerakan materi yang sangat halus, tetapi citra subjektif atau gambaran dunia. 

Citra suatu objek adalah bentuk ideal dari keberadaan objek itu dalam pikiran seseorang. Obyeknya, katakanlah, sebatang pohon, seperti yang kita alami, adalah sesuatu yang ideal; pengalaman kita tidak dapat direduksi menjadi pohon itu sendiri, yang ada di luar orang yang mengamatinya, juga tidak dapat direduksi menjadi proses fisiologis yang terjadi di otak dan membentuk dasar dari gambar ini. 

Karena gambar bersifat subyektif (milik subjek, pengamat, pengenal), maka gambar tersebut tidak dapat dihindarkan dari individu atau kelompok sosial, mencerminkan individualitas pengalaman hidup, minat, prinsip, dan posisi sosial mereka. Itu tergantung pada perkembangan otak, pada kondisi organisme secara keseluruhan, pada kekayaan atau kemiskinan pengalaman individu atau masyarakat, pada tingkat budaya manusia.

Mungkin tidak akurat untuk mendefinisikan ideal hanya sebagai gambar subjektif. Yang ideal adalah salah satu sifat dari suatu gambar dan bukan gambar dalam arti penuh. Ia juga memiliki dimensi keberadaan yang berbeda, misalnya, struktur energo-informasionalnya, tingkat kepenuhan di mana ia mereproduksi objek, fungsi vital pengaturnya.

Subjektivitas dari suatu gambar menyiratkan refleksi yang tidak lengkap: suatu gambar mencerminkan sifat-sifat sesuatu ke tingkat aproksimasi yang lebih besar atau lebih kecil. Akhirnya, dari sudut pandang psikologis, subjektivitas juga memiliki aspek negatif dari menjadi tendensius, dibiasakan, dibesar-besarkan, murni pribadi dan khayalan. Ide dan halusinasi yang mengigau adalah contoh subjektivitas patologis. 

Gambar tidak dapat direduksi menjadi materi dan sebagai sesuatu yang ideal bahkan bertentangan dengannya. Tetapi oposisi ini tidak absolut. Ini dapat dipahami hanya dalam batas-batas filosofis, pertanyaan epistemologis tentang apa yang dianggap utama dan apa yang turunannya. Di luar batas-batas ini, menurut Lenin, adalah suatu kesalahan untuk menganggap sebagai oposisi mutlak antara materi dan roh, fisik dan mental. 

Kesadaran bukanlah substansi materi; ia adalah fungsi dari materi yang diorganisasikan dengan cara tertentu, dan sebagai suatu fungsi ia tidak dapat dilawan dengan apa yang merupakan fungsinya. Dunia fenomena kesadaran adalah sesuatu yang ideal, tetapi ".cita-cita itu tidak lain adalah dunia material yang dicerminkan oleh pikiran manusia, dan diterjemahkan ke dalam bentuk pemikiran".   

Di sini, tentu saja, "terjemahan" tidak berarti memindahkan komponen materi dari benda itu sendiri ke dalam materi otak. Ini hanya menggambarkan fakta reproduksi ideal objek oleh subjek, yang mengandaikan pemrosesan kreatif, transformasi kesan eksternal dan pembangunan konsep atau tujuan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun