Tetapi Socrates pesimis tentang demokrasi, seorang pengkritik pemerintahan massa. Dalam Buku 6 Republik (oleh Platon), Socrates bercakap-cakap dengan Adeimantus di mana  membandingkan demokrasi dengan kapal. Di laut, dengan badai di cakrawala, siapa yang ingin Anda kapten kapal? Siapa saja? Atau Anda ingin seseorang yang terlatih dalam uji coba dan navigasi?
Membiarkan warga memilih tanpa pendidikan yang layak sama tidak bertanggung jawabnya dengan membiarkan sembarang orang berlayar dari pelabuhan tanpa peta atau pelatihan dan pengalaman sebagai kapten.Â
Sekarang, Socrates  diadili oleh juri 501 dari teman-temannya dan dihukum secara tidak adil dan dieksekusi. Ini bukan cara pemerintah bebas harus beroperasi. Pemerintahan yang bebas hanya berkelanjutan jika warga negara dapat mengatur diri mereka sendiri.
Socrates dengan sabar mengungkapkan, melalui percakapan yang membawa cermin kepada sesama warga, Â mereka tidak cukup memahami konsep dasar seperti keadilan, kesalehan, kebajikan, kebenaran, dan kebaikan ketika diterapkan pada diri mereka sendiri.Â
Namun mereka dianggap memerintah orang lain? Padahal inti kehiduapan adalah memahami diri sendiri sebelum bisa memerintah orang lain. Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H