Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Socrates Untuk Punggawa Indonesia [3]

2 Oktober 2019   16:47 Diperbarui: 2 Oktober 2019   16:53 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di atas dan di luar keterampilan yang mengagumkan ini, pendidikan liberal harus memberikan nilai-nilai yang sangat penting n nilai-nilai yang diajarkan oleh Socrates sebagai contoh. 

Hidupnya adalah bukti dari proposisi  "seseorang menjadi bebas hanya melalui magang penguasaan diri yang panjang dan sulit, umumnya di bawah pengawasan mereka yang lebih memiliki keunggulan yang disyaratkan" daripada siswa. 

Maka, ini adalah nilai-nilai tertinggi dari pendidikan liberal: kebenaran dan kebaikan, kebajikan dan keindahan, kebijaksanaan dan pencarian seumur hidup untuk diketahui.

Jadi saya mengakhiri pertanyaan  ini: Apakah Socrates layak menjadi panutan bagi generasi Anda? Haruskah jam-jam berharga di kampus dicurahkan untuk mengajar pengacara, insinyur, dan pemimpin bisnis di masa depan tentang siapa pengganggu ini, apa yang dia ajarkan, dan mengapa dia mati syahid?

Saya percaya begitu, dan kepercayaan diri saya diperkuat setiap kali a membaca kembali Permintaan Maaf  Platon dan dialog awal lainnya yang memberi tahu kita tentang kehidupan Socrates. 

Dalam potret indah gurunya Platon, Anda berhadapan muka dengan seorang manusia yang hebat   seorang pahlawan seni liberal yang mendorong   untuk menghargai apa yang terbaik dalam diri kita.  Apa yang kami hargai?

Semoga   menghargai hati nurani. Ketika berbicara mengenai hati nurani, Socrates berbicara tentang pentingnya mendengarkan dan menaati suara hati itu, "suara kecil" yang mendesak kita untuk melakukan hal yang benar.  

Semoga berbangsa bernegara di Indonesia  menghargai karakter kita. Ketika sampai pada karakter, Socrates mendorong   untuk menjaga kepemilikan   yang paling berharga ini melalui pengejaran kebajikan yang tanpa henti. Anda tidak menjual jiwa   dengan uang.

 Ketika datang ke pengetahuan, Socrates meminta  untuk mencari kebenaran di mana pun itu mengarah, bahkan ketika itu menyakitkan atau membingungkan.  Semoga bangsa ini bisa menghargai kesaksian gagasan Socrates. Ketika berbicara tentang bersaksi, Socrates menunjukkan kepada bagaimana seorang pria yang dikepung menunjukkan keberanian untuk melawan para penuduh jahat dan masyarakat yang korup.

Semoga bangsa Indonesia menghargai cara hidup yang demokratis, tetapi dengan hati-hati. Ketika berbicara tentang demokrasi, Socrates menantang sebagian dari pemberian zaman   di atas segalanya, keyakinan   yang tak perlu dipertanyakan dalam kedaulatan rakyat.

Hari ini   kemajuan demokrasi di seluruh dunia dan menganggap demokrasi sebagai salah satu pencapaian besar peradaban Yunani. Itu sebabnya semua pemimpin demokratis   di atas Acropolis, dengan Parthenon sebagai latar belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun