Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasus Papua dan Laurent Kabila

1 September 2019   16:14 Diperbarui: 1 September 2019   16:23 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase. olahan pribadi

[g] Mengapa kebakaran hutan di Kalimantan, dan Sumatra atau daerah lain sampai hari ini tidak bisa dituntaskan; memang terbakar, atau ada yang membakar, atau kondisi alam; atau meniru alam sebagai tindakan manusia;

[h] Mengapa bisa terjadi gudang Peluru di Kantor Polisi bisa terjadi selasa 20 Agustus 2019; atau mengapa alat penting Komunikasi yakni Kantor Telkom Indonesia yang terletak di Jayapura, Papua dibakar oleh massa demo pada tanggal, 29 Augustus 2019;

[i] Mengapa sampai terjadi saat bentrok antara massa dan aparat keamanan di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai,   dalam insiden tersebut sepuluh pucuk senjata milik TNI AD hilang dan dirampas;

[j] Siapa juru bisik atau pemberi wangsit atau mengapa langkah pemerintah mengambil PT Freeport-McMoRan 51.23% dengan membayar Rp  55 Triliun; bagimana hubungannya dengan pajak Paman Sam, atau katakanlah sebutan melanggar lalu lintas kekuatan ekonomi; atau apa

[j] Mengapa Organisasi Papua Merdeka atau OPM di bawah pimpinan Mayor Jenderal G. Lekkagak Telenggen,  saat dilantik menjadi Kepala Staf Operasi Pusat Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) ternyata mereka memiliki senjata laras jenis AK 47, M1, M14 hingga SS1 sampai senjata modern jenis senapan serbu mesin Steyr AUG.

Dan masih ada 100 lain pertanyaan mengapa yang menjadi pertanyaan, tentu saja jawabnya tidak ada yang tunggal, harus dibaca semacam model Labirin, atau mencari benang merah dalam kerangka Geopolitik internasional, bisnis global, dan sejarah pengaruh. Anak kecil di kaki Gunung Sumbing dan Sindoro belajar main Gamelan saya pasti ada yang ngajarin, apapkah kejadian ini tidak ada yang ngajarin; atau apakah ini sesuatu yang kebetulan terpisah dan tidak terkait;

Saya menduga mudahan salah, ada pergesaran kontelasi kepentingan global, keniscayaan melawan negasi pada idiologi yang bermain dalam belakang layar pada semua tindakan tersebut. Maka tidak mudah menjawabnya. 

Sebagai peneliti dalam bidang semua aspek saya memiliki apa yang disebut pemetaan strategi global, dan teori system dan ontology operasi intelligent.

Namun Kompasiana mungkin bukan tempat yang pas untuk mementaskan uraian tersebut, sebab saya harus menyatukan muzik dan suara dari semua penjuru dunia, untuk menghasilkan nada music  karya Friedrich von Schiller, kemudian digubah oleh simfoni No. 9 Ludwig Van Beethoven tahun 1824 dengan D minor op, 125.

Tidak mungkin saya menghasilkan lagu tersebut selama batin saya masih terganggu oleh teks Thomas Hobbes menolak asumsi dasar manusia adalah bersifat social, dan satu-satunya kecendrungan manusia adalah mempertahankan dirinya sendiri. 

Upaya mempertahankan diri ini memunculkan persaingan alami, sifat kelangkaan sumberdaya, keinginan menguasai, dan memonopoli agar hidupnya bereksistensi. Maka selanjutnya terjadilah perang semua melawan semua (bellum omnium contra omnes). Dan terjadilah manusia serigala atas yang lainnya (homo homini lupus).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun