Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasus Papua dan Laurent Kabila

1 September 2019   16:14 Diperbarui: 1 September 2019   16:23 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase. olahan pribadi

Kemudian datanglah Rwanda pada bulan April 1994. Pada awalnya, Mobutu berusaha menggunakan kedatangan pengungsi Tutsi dan Hutu Rwanda di negaranya untuk mengambil hati sekali lagi kepada komunitas internasional bukan sebagai sekutu Perang Dingin tetapi sebagai seorang kemanusiaan. 

Namun strategi Mobutu runtuh di hadapan oposisi Rwanda untuk menampung para pengungsi Hutu di perbatasan timurnya. Khawatir invasi Hutu, Presiden Rwanda Paul Kagame mulai merencanakan invasi ke Kongo timur.

Kagame menggunakan lawan lama Mobutu, Laurent Kabila, untuk memimpin gerakan yang disebut Alliance des Forces Democratiques pour la Liberation du Zaire (ADFL-Z) yang akan melengserkan 'Great Helmsman. Pada 24 Oktober 1996, kampanye ADFL-Z dimulai. Pada 19 April, mereka menangkap Lubumbashi. Hanya masalah waktu sampai Kinshasa jatuh. 

Menghadapi kekalahan, Mobutu melarikan diri dari Kinshasa pada 16 Mei 1997 meninggalkan ADFL-Z untuk berbaris ke ibukota tanpa dilawan. Pada awalnya, Mobutu melarikan diri ke istananya di Gbadolite , 'Versailles of the Jungle', tetapi ia kemudian melarikan diri ke Rabat, Maroko, di mana meninggal karena kanker prostat pada 7 September.

Mengapa Laurent Kabila  bisa berhasil, melakukan perlawanan atau kudeta pada Mobutu-Sese Seko dan apa hubungannya dengan kasus di Papua;

Dokrin Mental Pertama  {Ada Yang Mengajari] yang bisa saya pakai adalah apapun kehebatan, kepintaran pada manusia ini selalu ada yang mengajari. Dalam filsafat misalnya jelas antara Socrates gurunya Platon, Aristotle gurunya bernama Platon. 

Demikian juga filsafat Modern dan kontemporer dikembangkan dengan gagasan Immanuel Kant, sampai Heidegger,  Gadamer dan seterusnya. Maka sampai hari ini bahwa apapun kejadian situasi kondisi yang terjadi bisanya ada yang mengajarinya [semacam repetisi atau Meniru atau Memesis], kemudian dikembangkan dengan inovasi serta kecocokon kondisionalnya.

Dokrin Mental kedua adalah rerangka pemikiran episteme Heidegger tentang temporalitas manusia (sejarah pengaruh), sebagai waktu [ada] peristiwa actual telah, sedang, dan akan; bersiklus secara berkesinambungan berkelanjutan (history in making).

Dengan dua metafora tersebut sudah memadai untuk menjawab apa yang menjadi tema tulisan ini. Artinya kemenangan Laurent Kabila atau Kasus Papua pada hari-hari terakhir  tidak lepas pada mental dua dokrin diatas. 

Pada kasus Laurent Kabila belakangan orang tahu Negara Canada memindah bukukan semua kekayaan tambang  dan mineral di Negara Kongo atau hak eksplorasi pada sektor penambangan di Republik Demokratik Kongo. 

Maka Negara lain ikut campur dalam keberhasilan kudeta Laurent Kabila dan Kabila Jr hingga saat ini; Dokument yang beredar menyatakan Perusahaan Anglo-Swiss Glencore menyediakan pinjaman untuk miliarder Israel Dan Gertler, seorang perantara yang terkenal memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh senior dalam pemerintahan Kongo, pada 2009. Artinya kedua dalil saya diatas menjadi logis bahwa apapun mesti ada yang sponsori, ada yang bergerak dalam kepentingan bisnis, atau dalam teori disebut geopolitik global;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun