Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasus Papua dan Laurent Kabila

1 September 2019   16:14 Diperbarui: 1 September 2019   16:23 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase. olahan pribadi

Bagimana dengan Papua. Jawabanya mungkin kurang lebih sama atau ada kemiripan. Bagimana penjelasannya. Kita semua paham dan tahu bahwa Geopolitik internasional itu jauh sebelum semua ini terjadi adalah ketika Presiden Pertama Indonesia paling visioner dan berani bertindak itu  melahirkan Perjanjian New York ditandatangani pada 15 Agustus 1962 antara Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda dengan difasilitasi oleh Amerika Serikat. Tentu saja mungkin tidak ada makan gratis di sini.  

Lima tahun kemudian PT Freeport Indonesia tercatat sudah beroperasi dari 1967 dan memegang izin Kontrak Karya (KK) dari pemerintah waktu itu. PT Freeport Indonesia  adalah milik Paman Sam, bidang pertambangan Grasberg, Tembagapura, Timika merupakan tambang dengan kandungan emas terbesar di dunia. Rentang waktu kompenasi dukungan Paman Sam itu PT Freeport Indonesia di Papua habis pada tahun 2054.

Seiring berjalannya waktu tanggal Kamis (27/9/2018) Indonesia Akhirnya Kuasai persen menjadi 51,23 persen saham Freeport Indonesia. Maka semenjak saat itulah ada proses gerak lain yang belum bisa dipahami para punggawa Negara. Bahwa PT Freeport Indonesia  berbasis sebagai Freeport Sulphur Company atau Freeport-McMoRan  pada tahun 1912 berpusat di kampung Paman Sam Negara bagian Taxes.

Maka sama dengan Kasus Laurent Kabila sekalipun berbeda sedikit tindakan Negara  Indonesia menguasai  persen menjadi 51,23 persen Freeport McMoRan, dengan  Perjanjian New York ditandatangani pada 15 Agustus 1962 membuat simpulan Kampung Paman Sam, bahwa Indonesia disebut Negara nakal atau mbeling. 

Padahal jauh sebelum tanggal  27 September 2018, sudah ada pertemuan empat mata antara punggawa Negara dengan Bos Freeport McMoran James R. Moffett pada 6 Oktober 2015. Lampu merah menyala pada pembukuan  kekayaan Emas Kampung Paman Sam, maka sejak itulah saya rasa secret operation dilakukan.

Pertanyan-pertanyan yang muncul sebelum Papua dilanda demonstrasi besar-besaran, sebenarnyadipastikan ada sebab ada akibat. Adapun akibat yang memunculkan dalam pertanyaan-pertanyan liar berikutnya:

[a] Mengapa Bendera Bintang Kejora bisa terjadi dikibarkan di depan Istana Negara di Depan Mabes TNI AD, dan elemen Mahasiswa Papua menuntut dengan terbuka Referendum;

[b] Mengapa beberapa Asrama di Jawa para mahasiswa menolak bertemu ibu Gubernur Jatim, atau melakukan rekonsiliasi bahkan kemudian rami-ramai melakukan pulang kampung, sambil terus tampil didepan public menuntut Papua Merdeka;

[c] Mengapa ada pernyataan bapak Gubernur Papua Lukas Enembe, pernyataan Lenis tidak mewakili seluruh elemen masyarakat Papua;

[d] Mengapa sampai hari ini tidak ada penjelasan resmi Perusahaan Listrik Negara (PLN) hasil temuan 12 jam lebih mengalami kematian di Pulau Jawa pada tanggal 5 Agustus  2019 lalu;

[f] Mengapa  tiap ulang tahun OPM  tanggal 12 Desember  jumlah bendera bintang Kejora mengalami kenaikan dikibarkan dibeberapa Negara; dan terus terjadi tiap tahunnya belum bisa dihentikan; atau Mengapa meninggalnya  petugas KPPS Pemilu bisa menjadi  hilang ditelan bumi;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun