Mohon tunggu...
Baladewa Arjuna
Baladewa Arjuna Mohon Tunggu... -

Think....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

‘Atheists for Jesus’ (1)

30 Desember 2015   15:32 Diperbarui: 31 Desember 2015   09:35 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menjadi masalah adalah pendapatnya (ataupun pendapat orang-orang yang lain itu) yang berhenti sampai disitu saja, yaitu HANYA menganggap Yesus sebagai seorang bijaksana, guru moral yang baik ataupun nabi yang mulia, dan pada saat yang sama membuang kata-kata Yesus yang lain.

Sebab, jangan lupa, Yesus juga mengucapkan kata-kata yang mencengangkan kita semua: yaitu mengucapkan serta melakukan perbuatan seolah-olah DIA ADALAH ALLAH ataupun SETARA DENGAN ALLAH. Coba saja kita simak perkataanNya yang diringkaskan oleh John Stott berikut ini:

• Mengenal Dia sama dengan mengenal Allah.
• Melihat Dia sama dengan melihat Allah.
• Percaya kepadaNya sama dengan percaya kepada Allah.
• Menerima Dia sama dengan menerima Allah.
• Membenci Dia sama dengan membenci Allah.
• Menghormati Dia sama dengan menghormati Allah.
(Yohanes 8.19; 14.7; 12.45; 14.9; 12.44; 14.1; Markus 9.37; Yohanes 15.23; 5.23).

Ataupun perbuatan-perbuatanNya yang menegaskan seolah-olah Dia adalah Yang Ilahi itu sendiri, seperti mengampuni dosa yang hanya bisa dilakukan oleh Allah – seolah-olah semua manusia yang berdosa, adalah berdosa kepadaNya, seolah-olah Dia-lah yang paling terluka atas dosa itu; atau Dia mengatakan telah mengutus nabi-nabi; atau Yesus seolah-olah memiliki otoritas sebagai sang Absolut itu sendiri ketika Ia berkata: ‘AKU-lah….’ Dan bukannya: ‘ALLAH-lah…’

Misalnya, Yesus tidak berkata ‘Allah-lah jalan yang lurus’ melainkan ‘Aku-lah jalan itu, ikutlah Aku;’ Dia tidak cuma berkata ‘Allah-lah hidup itu’ tetapi ‘Akulah hidup itu, datanglah padaKu;’ Yesus bukan berkata ‘Allah-lah kebenaran’ tetapi ‘Akulah kebenaran itu.’ Atau ‘Aku-lah Yang Awal dan Yang Akhir’ atau ‘Akulah Terang.’ Dan masih banyak lagi. Sebutan-sebutan yang hanya layak sebagai NAMA-NAMA Allah dan hanya Allah semata yang berhak menyandangnya.

Bukankah claim-claim di atas adalah claim super-gila? Hal itu semua masih bisa dimaklumi apabila Yesus adalah seorang India dan bukan orang Yahudi. Sebab di dalam agama-agama timur (pantheism), claim bahwa seseorang adalah bagian dari yang Ilahi ataupun menyatu dengan yang Ilahi dapatlah dimengerti. Tetapi si gondrong ini adalah seorang Yahudi, Dia tidak mungkin sedang berbicara tentang Allah yang seperti itu. Allah, dalam bahasa mereka adalah Pribadi Esa di luar dunia, transenden, kudus, yang menciptakan seluruh alam-semesta dan secara tidak terbatas berbeda dari ciptaan apapun juga. Bila anda memahami latar belakang ini, maka anda baru bisa merasakan kedahsyatan (atau ke-kurang ajar-an) claim-claim gila dari Yesus ini. Makanya Dia disalibkan.

JADI? … Ya, jadi mana bisa seorang manusia biasa yang meng-claim dirinya sebagai Yang Ilahi ataupun setara dengan Yang Ilahi seperti itu, bisa-bisanya disebut sebagai ‘guru moral yang baik’ atau terlebih lagi ‘nabi yang mulia’? C.S. Lewis melihat keanehan ini dan berkata:

“Di sini saya sedang berusaha untuk mencegah siapapun mengatakan hal yang benar-benar bodoh yang seringkali dikatakan orang tentang diri-Nya: ‘Saya siap menerima Yesus sebagai seorang guru moral yang agung, tetapi saya tidak menerima klaim-Nya bahwa Dia adalah Allah.’ Itu adalah sesuatu yang seharusnya tidak kita katakan.

Jika ada seorang manusia biasa yang mengatakan hal-hal seperti yang Yesus katakan, orang itu tidak akan bisa menjadi seorang guru moral yang agung. Ia entah akan menjadi seorang yang sinting – yang setara dengan seorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah telur yang dikukus – atau sebaliknya, ia akan menjadi sang iblis dari Neraka. Anda harus menentukan pilihan anda. Entah orang ini dulu dan sekarang adalah Putra Allah; atau orang gila atau lebih buruk lagi.

Anda bisa membungkamNya sebagai seorang yang bodoh, anda bisa meludahiNya dan membunuhNya sebagai roh jahat; atau anda bisa tersungkur di kakiNya dan menyebutNya Tuhan dan Allah. Tetapi hendaklah kita tidak menciptakan omong kosong apapun yang merendahkan tentang keberadaanNya, bahwa Ia adalah seorang guru manusia yang agung. Ia tidak memberikan kemungkinan itu kepada kita. IA TIDAK BERMAKSUD DEMIKIAN.” (C.S. Lewis – ‘Mere Christianity’)

Oleh karenanya, Yesus hanya memberi anda 2 PILIHAN atas DiriNya: yaitu pilihan ‘penting’ atau ‘sampah’. Pilihan ‘panas’ atau ‘dingin’. Pilihan YES or NO. Semua pilihan anda yang suam-suam kuku karena mencari aman (seperti guru moral atau nabi) walau terdengar mulia, akan dimuntahkanNya, karena tidak mungkin diterima tanpa adanya kontradiksi di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun