Sincan : "Mari kita tertawa Bersama, sebelum dunia menertawai kita...wkkk"
Tertawa pun semakin meledak, dan mereka menyatukan semangat untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Klimaks yang Menggelitik
Hari akhir festival tiba, dan hasil karya anak-anak muda dipamerkan. Bala Gibran dengan bangga menyampaikan bahwa gerakan "Anak Muda Bangkit Banyumas" telah mencapai banyak hal positif. Desa terlihat lebih rapi, ide-ide inovatif bermunculan, dan semangat gotong royong semakin kuat.
Namun, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Mereka semua melihat ke arah langit, dan tanpa disangka, hujan deras turun dengan cepat. Warga desa berlarian untuk mencari tempat berlindung, tetapi Bala Gibran malah tertawa.
Bala Gibran: "Hei, ini bukan hujan biasa, teman-teman! Ini adalah hujan berkah! Bagaimana kita bisa membangun Banyumas tanpa hujan memberikan berkahnya?"
Semua tertawa dan bergembira meskipun hujan turun dengan deras. Mereka menyadari bahwa meskipun tidak semuanya berjalan sesuai rencana, semangat dan kebersamaan adalah kunci untuk mencapai tujuan besar mereka.
Epilog Banyumas yang Lebih Baik
Setelah festival, Banyumas mengalami perubahan yang signifikan. Proyek infrastruktur yang inovatif mulai diterapkan, permukiman yang ditinggalkan kini menjadi tempat yang nyaman, dan usaha ekonomi baru mulai berkembang. Anak-anak muda terus aktif dalam pembangunan daerah mereka, dan Banyumas semakin dikenal sebagai kabupaten yang termikin di Jawa Tengah.
Sementara itu, Bala Gibran masih menjadi perekat kebersamaan di desa. Setiap kali hujan turun, mereka selalu mengingat kisah lucu dan menggelitik saat festival "Anak Muda Bangkit Banyumas". Semua sepakat bahwa tawa dan semangat adalah bekal terbaik untuk menghadapi tantangan pembangunan.
Akhirnya untuk membangun artefak pemikiran Bersama, Bala Gibran dan Rakyat sepakat untuk menulis artikel bersama secara gotong royong untuk menjelaskan ke rakyat situasi hari ini Banyumas seperti apa. Adapun tulisan judul dan artikel yang dibuat adalah sebagai berikut :