Mohon tunggu...
Baiq Varida Suryani
Baiq Varida Suryani Mohon Tunggu... Lainnya - UNIVERSITAS MATARAM

suka berenang dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas II SDN 31 Mataram

30 Desember 2024   15:30 Diperbarui: 30 Desember 2024   15:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Penelitian ini merupakan penelitian, yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis fenomena kesulitan belajar matematika. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman, perspektif, dan interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran (Creswell, 2014). Adapun subyek yang diteliti adalah adalah siswa kelas II SDN 31 Mataram. Pemilihan subjek dilakukan secara purposif, dengan mempertimbangkan siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan hasil evaluasi guru kelas. Guru kelas juga menjadi subjek pendukung untuk memperoleh data tambahan terkait pengajaran dan interaksi pembelajaran di kelas.Penelitian dilaksanakan di SDN 31 Mataram.

HASIL DAN PEMBAHASAN (70%)

Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II SDN 31 Mataram, khususnya pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes diagnostik, dan dokumentasi yang dilakukan pada dua siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu siswa P dan H, diperoleh hasil sebagai berikut:

Kedua siswa, P dan H, menunjukkan kesulitan yang serupa dalam memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Siswa P sering keliru dalam membedakan tanda "+" dan "-", yang mengakibatkan kesalahan dalam menyelesaikan soal. Sebagai contoh, saat mengerjakan soal "56 + 38", siswa P salah dalam mengurutkan angka dan terbalik dalam menjumlahkan angka puluhan dan satuan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa P belum sepenuhnya memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan. Begitu pula dengan siswa H, yang menghadapi kesulitan serupa. Saat diberikan soal "72 - 45", siswa H tampak bingung dalam memisahkan angka puluhan dan satuan, sehingga hasil perhitungannya salah. Kedua siswa kesulitan dalam menggunakan teknik penguraian angka satuan dan puluhan, yang seharusnya menjadi dasar pemahaman dalam operasi hitung ini. Kesulitan ini konsisten ditemukan dalam hasil tes diagnostik yang dilakukan di kelas.

Siswa P dan H menunjukkan kesulitan dalam mengingat langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Misalnya, dalam soal "98 + 47", siswa P lupa untuk memindahkan angka lebih besar ke bawah sebelum menjumlahkannya. Begitu pula dengan siswa H, yang seringkali lupa melakukan "simpan pinjam" atau mengabaikan angka yang harus dipindahkan ketika melakukan pengurangan. Wawancara dengan guru kelas menunjukkan bahwa siswa P dan H sering melupakan langkah-langkah operasional yang harus diikuti, sehingga mereka kesulitan menyelesaikan soal secara berurutan. Menurut Miles & Huberman (1994), rendahnya daya ingat dapat disebabkan oleh kurangnya latihan yang melibatkan pengulangan dan pemahaman mendalam terhadap konsep yang diajarkan.

Kedua siswa, P dan H, menunjukkan minat yang rendah terhadap pembelajaran matematika. Siswa P mengungkapkan bahwa ia merasa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. P lebih tertarik pada pelajaran lain yang dianggap lebih mudah dan menyenangkan. Siswa H juga mengungkapkan perasaan yang sama, bahwa matematika membuatnya merasa stres dan cemas. Observasi di kelas menunjukkan bahwa siswa P dan H cenderung tidak aktif selama pelajaran matematika. Mereka tidak antusias dalam menyelesaikan soal atau bertanya ketika mengalami kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya variasi dalam metode pengajaran dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik menjadi salah satu penyebab rendahnya minat mereka terhadap matematika. Penelitian oleh Nisa et al. (2021) juga menunjukkan bahwa siswa yang merasa tidak tertarik terhadap matematika cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Orang tua siswa P dan H mengungkapkan bahwa keduanya kurang mendapatkan dukungan belajar matematika di rumah. Orang tua siswa P bekerja penuh waktu dan tidak dapat meluangkan waktu untuk mendampingi anak belajar. Begitu pula dengan orang tua siswa H, yang merasa kurang percaya diri untuk membantu anak mereka mengerjakan soal matematika. Siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga dalam proses belajar matematika menunjukkan hasil yang lebih buruk dalam tes. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyawan et al. (2020), yang menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pembelajaran di rumah berperan besar dalam keberhasilan belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran yang dianggap sulit seperti matematika.

Kesulitan yang dialami oleh siswa P dan H terkait dengan pemahaman konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang, rendahnya daya ingat terhadap langkah-langkah penghitungan, serta kurangnya minat dan dukungan dari keluarga. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dan dukungan lebih dari orang tua di rumah.

Pembahasan

  • Kesulitan memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
  • Kesulitan yang dialami oleh siswa P dan H dalam memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang menunjukkan bahwa pemahaman nilai tempat dan operasi dasar yang menjadi fondasi matematika belum sepenuhnya dikuasai. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Kamarullah (2017), yang menyatakan bahwa pemahaman yang baik terhadap nilai tempat sangat penting untuk mengatasi kesulitan dalam operasi hitung bilangan.
  • Rendahnya daya ingat siswa
  • Rendahnya daya ingat siswa dalam mengikuti langkah-langkah penghitungan juga menunjukkan bahwa pengulangan dan latihan lebih lanjut sangat diperlukan untuk membantu siswa memperkuat pemahaman mereka terhadap proses penghitungan. Menurut Creswell (2014), pembelajaran yang efektif harus melibatkan banyak pengulangan dan umpan balik yang konstruktif agar siswa dapat mengingat dan memahami konsep dengan lebih baik.
  • Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika
  • Kurangnya minat siswa terhadap matematika dapat diperbaiki dengan metode pengajaran yang lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Wildaniati (2015), penggunaan media peraga dan pendekatan yang kontekstual dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika.
  • Dukungan keluarga
  • Selain itu, dukungan keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam kesuksesan belajar siswa, khususnya dalam materi yang dianggap sulit seperti matematika. Penelitian oleh Ermayani & Idrus (2021) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak belajar matematika di rumah dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa untuk belajar.

SIMPULAN (5%)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II SDN 31 Mataram, khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes diagnostik, dan dokumentasi yang dilakukan pada siswa P dan H, dapat disimpulkan bahwa keduanya mengalami kesulitan signifikan dalam memahami konsep dasar operasi hitung ini. Kesulitan yang dialami oleh kedua siswa meliputi beberapa aspek. Pertama, mereka kesulitan dalam membedakan angka puluhan dan satuan serta mengaplikasikan teknik penguraian angka, yang menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Kedua, rendahnya daya ingat dan konsentrasi menghambat mereka untuk mengingat langkah-langkah operasional yang diperlukan dalam menyelesaikan soal, seperti "simpan pinjam" pada pengurangan. Ketiga, kedua siswa menunjukkan minat dan motivasi yang rendah terhadap pelajaran matematika, menganggapnya sulit dan membosankan, serta tidak aktif dalam proses pembelajaran. Keempat, kurangnya dukungan dari keluarga dalam mendampingi belajar matematika di rumah juga menjadi faktor yang memperburuk pemahaman mereka terhadap materi. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dengan penggunaan media pembelajaran yang interaktif, serta lebih banyak latihan di rumah dengan dukungan orang tua. Pengajaran yang lebih fokus pada pemahaman dasar dan pengulangan yang cukup dapat membantu siswa mengingat langkah-langkah penghitungan dengan baik. Selain itu, kerjasama antara guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan kemampuan matematika siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun