ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELA II SDN 31 MATARAM
Â
Â
Latifa Yaza Lestari1, Nih Luh Putu Revita Wiasti Putri2Â
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Mataram, Kota Mataram
 E-mail: latifalyl663@gmail.com, revitawiasti@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II SDN 31 Mataram, khususnya pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Berdasarkan observasi awal, banyak siswa yang hasil belajarnya berada di bawah standar kompetensi minimal (KKM), yang berpotensi menghambat kemampuan mereka dalam memahami materi matematika yang lebih kompleks. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian dua siswa, yaitu siswa P dan H, yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, tes diagnostik, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang, seperti membedakan angka puluhan dan satuan, serta teknik penguraian angka.
Â
Kata kunci: Kesulitan Belajar, Matematika, Siswa SD
Â
Abstract
This study aims to analyze the learning difficulties in mathematics among second-grade students at SDN 31 Mataram, specifically in the material of long addition and subtraction operations. Based on preliminary observations, many students' learning outcomes fall below the Minimum Competency Standard (KKM), which could hinder their ability to understand more complex mathematical concepts. This study uses a descriptive qualitative approach with two subjects, students P and H, who experience difficulties in learning mathematics. Data collection methods include interviews, observations, diagnostic tests, and documentation. The results of the study show that both students face difficulties in understanding the basic concepts of long addition and subtraction, such as
distinguishing between tens and ones, as well as the technique of breaking down numbers.
Keyword: Elementary students, Learning difficulties, Mathematics
PENDAHULUAN (10%)
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting memiliki peran dalam kehidupan  manusia kehadirannya tidak hanya berkaitan ddengan logka dan berpikir kritis tetapi juga sebagai dasar memenuhi fenomena disekitar kita oleh karena itu,matematika menjadi salah satu pelajaran yang diajarkan sejak jenjang pendidikan dasar dan perguruan tinggi dalam memhami materi ggi. Pada Tingkat sekolah dasar,matematika berperan penting dalam membentuk pondasi pemahaman konsep yang nantinya akan memengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi pada jenjang berikutnya. Di SDN 31 Mataram, fenomena kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II ini menjadi isu yang signifikan. Berdasarkan observasi awal, banyak siswa yang hasil belajarnya berada di bawah standar kompetensi minimal (KKM) pada materi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Hal ini berpotensi menghambat kemampuan mereka dalam memahami konsep matematika yang lebih kompleks di masa depan. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi dasar ini dapat berdampak buruk pada keberhasilan
Salah satu materi pokok yang diajarkan di kelas II SD adalah operasi hitung bilangan berupa penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Materi ini tidak hanya penting dalam konteks pembelajaran matematika, tetapi juga memiliki aplikasi luas dalam kehidupan sehari-hari. Operasi ini membantu siswa memahami konsep dasar penghitungan, yang menjadi komponen utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan matematis.Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa kelas II mengalami kesulitan dalam memahami materi ini. Kesulitan tersebut meliputi rendahnya kemampuan siswa dalam membedakan tanda operasi seperti "+" dan "-", lemahnya daya ingat terhadap teknik dasar seperti penguraian angka puluhan dan satuan, serta minimnya pemahaman konsep yang menyebabkan siswa bingung saat menghadapi soal yang melibatkan operasi hitung bersusun Panjang
Selain itu, kesulitan belajar matematika juga sering kali disebabkan oleh faktor internal dan eksternal siswa. Secara internal, siswa menghadapi tantangan berupa kurangnya motivasi belajar, lemahnya konsentrasi, dan minimnya minat terhadap mata pelajaran matematika. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian besar siswa, sehingga mereka cenderung menghindari mata pelajaran ini. Secara eksternal, kurangnya dukungan dari keluarga, seperti minimnya waktu yang diberikan orang tua untuk mendampingi anak belajar, juga turut berkontribusi terhadap kesulitan yang dihadapi siswa. Di SDN 31 Mataram, fenomena kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II ini menjadi isu yang signifikan. Berdasarkan observasi awal, banyak siswa yang hasil belajarnya berada di bawah standar kompetensi minimal (KKM) pada materi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Hal ini berpotensi menghambat kemampuan mereka dalam memahami konsep matematika yang lebih kompleks di masa depan. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi dasar ini dapat berdampak buruk pada keberhasilan akademik mereka secara keseluruhan.
Melihat permasalahan tersebut, diperlukan analisis yang mendalam untuk mengidentifikasi penyebab utama kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II di SDN 31 Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi proses pembelajaran siswa, baik dari aspek internal seperti motivasi belajar, daya ingat, dan pemahaman konsep, maupun dari aspek eksternal seperti metode pengajaran guru, media pembelajaran yang digunakan, dan dukungan keluarga. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi guru, orang tua, dan pihak sekolah dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Matematika, yang pada dasarnya dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis, harus disajikan dengan cara yang relevan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Pada usia kelas II SD, siswa masih berada pada tahap operasional konkret, sehingga mereka memerlukan pendekatan pembelajaran yang menggunakan objek nyata untuk membantu pemahaman mereka. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan siswa tidak hanya mampu memahami materi matematika, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan percaya diri. Melalui penelitian ini, diharapkan tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan belajar matematika di SDN 31 Mataram, tetapi juga memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi pembelajaran matematika yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa pada jenjang pendidikan dasar.
     Â
METODE (15%)
      Penelitian ini merupakan penelitian, yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis fenomena kesulitan belajar matematika. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman, perspektif, dan interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran (Creswell, 2014). Adapun subyek yang diteliti adalah adalah siswa kelas II SDN 31 Mataram. Pemilihan subjek dilakukan secara purposif, dengan mempertimbangkan siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan hasil evaluasi guru kelas. Guru kelas juga menjadi subjek pendukung untuk memperoleh data tambahan terkait pengajaran dan interaksi pembelajaran di kelas.Penelitian dilaksanakan di SDN 31 Mataram.
HASIL DAN PEMBAHASAN (70%)
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II SDN 31 Mataram, khususnya pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes diagnostik, dan dokumentasi yang dilakukan pada dua siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu siswa P dan H, diperoleh hasil sebagai berikut:
Kedua siswa, P dan H, menunjukkan kesulitan yang serupa dalam memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Siswa P sering keliru dalam membedakan tanda "+" dan "-", yang mengakibatkan kesalahan dalam menyelesaikan soal. Sebagai contoh, saat mengerjakan soal "56 + 38", siswa P salah dalam mengurutkan angka dan terbalik dalam menjumlahkan angka puluhan dan satuan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa P belum sepenuhnya memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan. Begitu pula dengan siswa H, yang menghadapi kesulitan serupa. Saat diberikan soal "72 - 45", siswa H tampak bingung dalam memisahkan angka puluhan dan satuan, sehingga hasil perhitungannya salah. Kedua siswa kesulitan dalam menggunakan teknik penguraian angka satuan dan puluhan, yang seharusnya menjadi dasar pemahaman dalam operasi hitung ini. Kesulitan ini konsisten ditemukan dalam hasil tes diagnostik yang dilakukan di kelas.
Siswa P dan H menunjukkan kesulitan dalam mengingat langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Misalnya, dalam soal "98 + 47", siswa P lupa untuk memindahkan angka lebih besar ke bawah sebelum menjumlahkannya. Begitu pula dengan siswa H, yang seringkali lupa melakukan "simpan pinjam" atau mengabaikan angka yang harus dipindahkan ketika melakukan pengurangan. Wawancara dengan guru kelas menunjukkan bahwa siswa P dan H sering melupakan langkah-langkah operasional yang harus diikuti, sehingga mereka kesulitan menyelesaikan soal secara berurutan. Menurut Miles & Huberman (1994), rendahnya daya ingat dapat disebabkan oleh kurangnya latihan yang melibatkan pengulangan dan pemahaman mendalam terhadap konsep yang diajarkan.
Kedua siswa, P dan H, menunjukkan minat yang rendah terhadap pembelajaran matematika. Siswa P mengungkapkan bahwa ia merasa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. P lebih tertarik pada pelajaran lain yang dianggap lebih mudah dan menyenangkan. Siswa H juga mengungkapkan perasaan yang sama, bahwa matematika membuatnya merasa stres dan cemas. Observasi di kelas menunjukkan bahwa siswa P dan H cenderung tidak aktif selama pelajaran matematika. Mereka tidak antusias dalam menyelesaikan soal atau bertanya ketika mengalami kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya variasi dalam metode pengajaran dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik menjadi salah satu penyebab rendahnya minat mereka terhadap matematika. Penelitian oleh Nisa et al. (2021) juga menunjukkan bahwa siswa yang merasa tidak tertarik terhadap matematika cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Orang tua siswa P dan H mengungkapkan bahwa keduanya kurang mendapatkan dukungan belajar matematika di rumah. Orang tua siswa P bekerja penuh waktu dan tidak dapat meluangkan waktu untuk mendampingi anak belajar. Begitu pula dengan orang tua siswa H, yang merasa kurang percaya diri untuk membantu anak mereka mengerjakan soal matematika. Siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarga dalam proses belajar matematika menunjukkan hasil yang lebih buruk dalam tes. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyawan et al. (2020), yang menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pembelajaran di rumah berperan besar dalam keberhasilan belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran yang dianggap sulit seperti matematika.
Kesulitan yang dialami oleh siswa P dan H terkait dengan pemahaman konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang, rendahnya daya ingat terhadap langkah-langkah penghitungan, serta kurangnya minat dan dukungan dari keluarga. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dan dukungan lebih dari orang tua di rumah.
Pembahasan
- Kesulitan memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
- Kesulitan yang dialami oleh siswa P dan H dalam memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang menunjukkan bahwa pemahaman nilai tempat dan operasi dasar yang menjadi fondasi matematika belum sepenuhnya dikuasai. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Kamarullah (2017), yang menyatakan bahwa pemahaman yang baik terhadap nilai tempat sangat penting untuk mengatasi kesulitan dalam operasi hitung bilangan.
- Rendahnya daya ingat siswa
- Rendahnya daya ingat siswa dalam mengikuti langkah-langkah penghitungan juga menunjukkan bahwa pengulangan dan latihan lebih lanjut sangat diperlukan untuk membantu siswa memperkuat pemahaman mereka terhadap proses penghitungan. Menurut Creswell (2014), pembelajaran yang efektif harus melibatkan banyak pengulangan dan umpan balik yang konstruktif agar siswa dapat mengingat dan memahami konsep dengan lebih baik.
- Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika
- Kurangnya minat siswa terhadap matematika dapat diperbaiki dengan metode pengajaran yang lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Wildaniati (2015), penggunaan media peraga dan pendekatan yang kontekstual dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika.
- Dukungan keluarga
- Selain itu, dukungan keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam kesuksesan belajar siswa, khususnya dalam materi yang dianggap sulit seperti matematika. Penelitian oleh Ermayani & Idrus (2021) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak belajar matematika di rumah dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa untuk belajar.
SIMPULAN (5%)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar matematika pada siswa kelas II SDN 31 Mataram, khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes diagnostik, dan dokumentasi yang dilakukan pada siswa P dan H, dapat disimpulkan bahwa keduanya mengalami kesulitan signifikan dalam memahami konsep dasar operasi hitung ini. Kesulitan yang dialami oleh kedua siswa meliputi beberapa aspek. Pertama, mereka kesulitan dalam membedakan angka puluhan dan satuan serta mengaplikasikan teknik penguraian angka, yang menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bersusun panjang. Kedua, rendahnya daya ingat dan konsentrasi menghambat mereka untuk mengingat langkah-langkah operasional yang diperlukan dalam menyelesaikan soal, seperti "simpan pinjam" pada pengurangan. Ketiga, kedua siswa menunjukkan minat dan motivasi yang rendah terhadap pelajaran matematika, menganggapnya sulit dan membosankan, serta tidak aktif dalam proses pembelajaran. Keempat, kurangnya dukungan dari keluarga dalam mendampingi belajar matematika di rumah juga menjadi faktor yang memperburuk pemahaman mereka terhadap materi. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dengan penggunaan media pembelajaran yang interaktif, serta lebih banyak latihan di rumah dengan dukungan orang tua. Pengajaran yang lebih fokus pada pemahaman dasar dan pengulangan yang cukup dapat membantu siswa mengingat langkah-langkah penghitungan dengan baik. Selain itu, kerjasama antara guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan kemampuan matematika siswa.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Los Angeles: SAGE Publications.
Yin, R. K. (2018). Case Study Research and Applications: Design and Methods. Los Angeles: SAGE Publications.
Nura, Shinta Anjani. "Analisis Kesulitan Belajar Matematika Operasi Hitung pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar." Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 09(01), 2024.
Setyawan, Agung, et al. "Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Dasar (SD)." Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKIP PGRI Bojonegoro, 1(1), 2020.
Wildaniati, Yunita. "Pembelajaran Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Alat Peraga." Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 1(1), 2015.
Nisa, Annisa, Zubaidah Amir Mz, and Rian Vebrianto. "Problematika Pembelajaran Matematika di SD Muhammadiyah Kampa Full Day School." el-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, 4(1), 2021.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. Thousand Oaks: SAGE Publications.
Ermayani, Yeyen, and Agil Al Idrus. "Meningkatkan Kemampuan Dasar Matematika Anak Melalui Macer (Matematika Ceria) di Desa Nijang." Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(2), 2021.
Aulia, L. A.-A. (2018). Kesulitan Belajar Anak  Usia Sekolah Dasar. Maret 2018, Vol. 5,  hal. 11-20,5,11-20.
Kamarullah, Kamarullah. "Pendidikan Matematika di Sekolah Kita." Al  Khawarizmi: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika 1, no. 1  (June 1, 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H