Analisa penghitungan sederhana yang dilakukan dari beberapa informan sisumber (tidak resmi) lapak barang bekas, baik yang berada di PALI maupun di Palembang menyebutkan kisaran bongkaran Tribun Gelora November bekisar Rp. 400 -- 500 juta. Analisa ini mengacu pada gambar (foto) bangunan sebelum tribun dibongkar.
Sayangnya, verifikasi dan cek fakta di lapangan hanya ditemukan onggokan sebagian kecil saja sisa potongan-potongan (besi) bongkaran tersebut. Sementara material lainnya berupa atap (seng) menurut pengakuan pihak pelaksana digunakan Satuan Brigade Mobil (Sat Brimob) PALI untuk kandang.Â
Pihak-pihak terintegral dalam dalam 'persoalan' ini mungkin saja tidak menyadarinya.
Tonan (besi) bongkaran BMN yang terindikasi raib tentu harus ada pertanggung jawabannya jika tak ingin disangkakan melakukan tindak pidana penggelapan. Tidak ada pihak-pihak yang benar-benar serius mengurusi material bongkaran BMN tersebut malah terkesan 'cuci tangan'.
Konfirmasi dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Lahat, tidak ada menyebutkan terkait informasi permohonan, jadwal ataupun informasi (petunjuk) lainnya yang berasal dari Pertamina dan/atau Pemkab PALI untuk melelang bongkaran BMN. Â
Lalu kemana raibnya bongkaran BMN tersebut?
Dari data penelusuran, didapati keterangan-keterangan yang kemudian dapat dijadikan benang merah tentang indikasi raibnya bongkaran BMN tersebut.
Pertama, Pihak Pemkab PALI melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) mengakui bahwa mereka tidak berhak memanfaatkan (digunakan kembali ataupun dilelangkan) mengingat status pinjam pakainya.
Kemudian, BPKAD juga tidak memiliki kompetensi dalam hal melakukan penghitungan taksiran bongkaran BMN dan menyarankan penulis untuk berkomunikasi dengan pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) terkait informasi keberadaan (penyimpanan) bongkaran BMN.
Kedua, PT Pertamina Pendopo Field yang kelabakan menjawab pertanyaan tim. Dan setelah beberapa kali meralat statemen akhirnya didapatkan konfirmasi sebagai berikut: "Kami sudah tanyakan kembali ke tim kami yang bertanggung jawab untuk ware house dan yard. Sampai saat ini mereka belum menerima material bongkaran".