Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengapa Terkadang Rebung Beraroma "Pesing"?

28 Januari 2025   22:11 Diperbarui: 28 Januari 2025   22:21 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lumpia Semarang | Sumber gambar: daharcodesign/shutterstock

Bau pesing pada rebung disebabkan oleh kandungan senyawa kimia alami seperti glikosida sianogenik, sulfur volatil, dan produk fermentasi. Meskipun bau ini dapat mengurangi daya tarik rebung, teknik pengolahan seperti merendam, merebus, dan menggunakan bahan tambahan seperti daun salam atau cuka dapat secara efektif mengatasinya. Selain itu, penyimpanan yang benar memainkan peran penting dalam mencegah munculnya bau pesing.

Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi bau pesing pada rebung, kita dapat memanfaatkan bahan pangan ini secara optimal. Rebung yang diolah dengan baik tidak hanya bebas dari bau pesing tetapi juga lezat, bergizi, dan aman untuk dikonsumsi.

Daftar Pustaka

  1. Bradbury, J. H., & Holloway, W. D. (1988). Chemistry of Tropical Root Crops: Significance for Nutrition and Agriculture in the Pacific. ACIAR.
  2. Conn, E. E. (1994). "Cyanogenic Glycosides." Plant Biochemistry, Academic Press.
  3. Ravindran, G., & Ravindran, V. (1988). "Changes in the Nutritional Composition of Bamboo Shoots During Storage." Journal of the Science of Food and Agriculture.
  4. Lee, J. S., & Kwon, S. C. (2010). "Reduction of Cyanogenic Compounds in Bamboo Shoots by Fermentation." Journal of Food Science and Technology.
  5. Singleton, V. L., & Rossi, J. A. (1965). "Colorimetry of Total Phenolics with Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagents." American Journal of Enology and Viticulture.
  6. Xia, T., & Zhang, H. (2020). "Sulfur-Containing Compounds in Vegetables and Their Role in Health." Frontiers in Nutrition.
  7. Choudhury, D., et al. (2012). "Nutritional and Health Benefits of Bamboo Shoots." Critical Reviews in Food Science and Nutrition.
  8. Moongngarm, A., et al. (2014). "Processing Effects on the Nutritional Composition and Antioxidant Properties of Bamboo Shoots." Food Chemistry.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun