Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membongkar Mitos "Kelenjar Histamin" pada Ikan Tongkol

1 Januari 2025   15:52 Diperbarui: 1 Januari 2025   19:51 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ikan tongkol | Sumber gambar: Henderson Fishmongers

Pilih ikan yang memiliki bau segar seperti air laut, mata yang jernih, dan insang berwarna merah cerah. Hindari ikan yang berbau asam atau busuk. Ikan itu ada bau khasnya, yaitu tidak busuk, tidak terlalu amis, bahkan hampir tidak berbau. Badannya masih padat "firm" dan segar. Tentunya memang ada resiko dikerumun lalat, tapi itu juga ada indikasi bahwa ikan tersebut tidak dicampur bahan berbahaya seperti formalin. Sesegarnya ikan, pasti akan dikerumuni lalat, kecuali apabila kita beli di pasar swalayan yang memang dijaga kebersihannya.

Simpan Ikan dengan Benar

Setelah dibeli, simpan ikan di kulkas pada suhu di bawah 4C atau segera bekukan. Penyimpanan yang tidak memadai adalah penyebab utama pembentukan histamin.

Masak dengan Benar

Meskipun histamin tidak hancur oleh panas, memasak ikan secara menyeluruh dapat membunuh bakteri yang mungkin masih aktif. Tidak perlu ingin mencoba-coba membuat sashimi apalagi produknya dibeli dari pasar tradisional yang jauh dari laut atau sumber perairan air tawar. Karena, seseorang yang awalnya tidak mengalami alergi bisa menjadi alergi apabila terpapar histamin dalam konsentrasi yang tinggi.

Hindari Ikan yang Berbau Menyengat

Bau menyengat pada ikan merupakan tanda bahwa pembentukan histamin sudah terjadi. Hindari konsumsi ikan dalam kondisi ini. Intinya, kalau sudah berbau, segera dibuang atau tidak perlu dibeli.

Konsumsi Antihistamin Jika Diperlukan

Jika gejala muncul setelah mengonsumsi ikan, penggunaan obat antihistamin dapat membantu meredakan reaksi. Namun, konsultasikan dengan dokter jika gejalanya parah.

Kesimpulan

Mitos tentang "kelenjar histamin" pada ikan tongkol tidak memiliki dasar ilmiah. Histamin bukan berasal dari kelenjar tertentu pada ikan, melainkan terbentuk melalui proses kimia akibat aktivitas bakteri yang memecah histidin dalam daging ikan. Konsumsi ikan dengan kadar histamin tinggi dapat menyebabkan reaksi mirip alergi, yang dikenal sebagai keracunan scombroid.

Dengan memilih ikan segar, menyimpannya dengan benar, dan memastikan kebersihan selama pengolahan, risiko histamin dapat diminimalkan. Pemahaman yang lebih baik tentang histamin pada ikan dapat membantu masyarakat menikmati ikan tongkol dan ikan lainnya dengan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun