Apabila kita berpikir "yasudah buat saja pabrik di setiap wilayah di Indonesia" jawabannya adalah tidak praktis dan tidak ekonomis. Dibanding membuat pabrik, lebih baik dananya digelontorkan untuk melakukan riset dan pengembangan agar produk mereka dapat bertahan lebih lama.
Semua itu sudah diatur secara terpisah dalam Peraturan BPOM no 11 tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan, Peraturan BPOM no 13 tahun 2020 tentang bahan Tambahan Pangan Perisa, dan Peraturan BPOM no 29 tahun 2021 tentang Bahan Tambahan Pangan Campuran.
Bedanya, untuk Peraturan BPOM no 11 tahun 2019 menjelaskan kategori bahan tambahan pangan yang boleh digunakan dan juga batas aman penggunaannya. Peraturan BPOM no 13 tahun 2020 lebih berfokus mengenai standar penggunaan perisa pada pangan olahan dan Peraturan BPOM no 29 tahun 2021 menjabarkan tentang batas aman bahan tambahan pangan yang memiliki bahan campuran di dalamnya, misalnya perisa yang memiliki campuran bahan pewarna dan pengawet.
Jadi, apakah bahan tambahan pangan ini berbahaya? Jawabannya tidak, selama bahan tersebut menggunakan bahan yang dikenal aman dan pada takaran yang tepat.
Kemudian, Siapa dalang dari semua ini?
Jawabannya, tim riset dan pengembangan (R&D) yang diisi oleh praktisi handal yang mempelajari ilmu Teknologi Pangan. Bagi pembaca yang anaknya ingin kuliah atau yang baru mau mengambil kuliah di dunia kuliner atau industri pangan, pilihannya antara Culinary dan Teknologi Pangan.
Teknologi Pangan, merupakan ilmu yang mempelajari secara spesifik dari bahan pangan, misalnya sifat fisikokimia, reologi (mempelajari tentang deformasi dan aliran material, seperti viskositas, elastisitas, dan plastisitas), penggunaan bahan tambahan pangan, CPPOB (Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik), sistem keamanan pangan, dan lainnya.
Oleh karena mereka mempelajari ilmu tersebut, mereka dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya proses pembusukan pada roti. Saya ingin mengajak kita untuk mendadak menjadi seorang yang belajar Teknologi Pangan dan seakan rotinya dapat bertahan selama 1 bulan
Rumusan masalah:
1. Mengapa roti hanya bertahan kurang dari seminggu?
2. Faktor apa saja yang harus diperhatikan agar roti yang diproduksi tidak cepat basi?