Mohon tunggu...
Healthy

Semua Jenis Leukosit Bisa Menembus Pembuluh?

25 November 2017   16:06 Diperbarui: 25 November 2017   16:21 6551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: biogeonerd.blogspot.co.id

Halo para pembaca, selamat datang di artikel keempat saya. Kali ini saya akan membahas mengenai sel darah putih(leukosit), khususnya sifat diapedesis. "Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa leukosit granuler dapat melakukan diapedesis, tapi ada juga yang berpendapat hanya leukosit agranuler yang dapat melakukan diapedesis. Ada di pihak manakah kamu dan mengapa?" Sebelum masuk ke topik pembahasan, mari kita mengenal terlebih dahulu mengenai leukosit dan karakteristiknya.

Leukosit/sel darah putih merupakan salah satu komponen pembentuk sel darah. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa.  Umumnya, sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit dihasilkan di sumsum tulang merah maupun kuning dan lama leukosit bertahan dalam sirkulasi darah tergantung dari jenis leukosit tersebut.

Ciri dan sifat leukosit :

- tidak berwarna, memiliki inti

- dapat bergerak secara amoebeid

- dapat menembus dinding kapiler/diapedesis

- Kemotaksis, dapat bergerak mendekati ataupun menjauhi pelepasan zat kimia

- Fagositosis, yaitu menelan mikroorganisme, benda asing, dan sel - sel darah merah yang sudah rusak.

Sumber: study.com
Sumber: study.com
Jenis leukosit berdasarkan ada / tidaknya granula di dalam sitoplasma nya :

1) Granulosit : memiliki granula, dibagi menjadi 3 :

  • Neutrofil , 60 % dari jumlah leukosit
  • Eosinofil, 1 - 3 % dari jumlah leukosit
  • Basofil, 1 % dari jumlah leukosit

2) Agranulosit : tidak bergranula, dibagi menjadi 2 :

  • Limfosit, 30 % dari jumlah leukosit, dibagi menjadi 2 yaitu limfosit B dan limfosit T
  • Monosit, 3-8 % dari jumlah leukosit

Setelah kita mengetahui dasar teori dari leukosit, sekarang saya akan membahas mengenai topik pembahasan, yaitu mengenai sifat diapedesis pada leukosit. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa leukosit granuler dapat melakukan diapedesis, tapi ada juga yang berpendapat hanya leukosit agranuler yang dapat melakukan diapedesis. 

Kira-kira yang manakah yang benar dan apa alasan yang mendasari pendapat tersebut. Sebelum menjawab itu, kita perlu memahami lebih lagi mengenai apa itu diapedesis

Menurut Medical Dictionary (Farlex and Partners,2009), diapedesis merupakan pergerakan sel darah putih dan sel lainnya keluar dari arteri kecil, venula, dan kapiler sebagai bagian dari respon inflamasi. Sel-sel bergerak melalui celah antar sel di dinding pembuluh. Diapedesis hanya terjadi jika ada pemicu. Contoh pemicunya adalah saat kita mendapati suatu luka terbuka. 

Saat kita terluka, sel darah putih akan melakukan diapedesis supaya sel darah putih dapat menuju daerah tubuh yang terluka dengan cepat. Karena jika terlalu lama, bagian yang luka akan mudah sekali terinfeksi oleh bakteri, virus, dan mikroorganisme lain. Di sini leukosit bertugas untuk melindungi tubuh dari hal -- hal tersebut. 

Di saat kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka  agar tidak ada bakteri atau virus yang masuk melalui luka itu, fungsi leukosit tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (seperti amoeba) dan bersifat fagositosis. 

Jika ada bakteri/virus yang masuk, maka dia akan segera melawannya. bahwa akan terjadi pertarungan antara bakteri/virus dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, kuman, sel-sel tubuh, serta cairan tubuh.

Terdapat semacam mekanisme sel darah putih dalam memperbaiki luka. Terdapat urutan pasukan-pasukan sel darah putih dalam memerangi luka tersebut.  Jika dilogika, tentu saja urutan tersebut terjadi tidak secara sembarangan. Pastinya ada alasan yang mendasari mengapa jenis sel darah putih tersebut menjadi urutan pertama, kedua, dan seterusnya.

Sumber: dentosca.wordpress.com
Sumber: dentosca.wordpress.com
Pasukan sel darah putih yang pertama kali maju untuk memperbaiki luka adalah neutrofil. Mengapa neutrofil terlebih dahulu? Neutrofil adalah jenis leukosit yang paling banyak, memiliki komposisi yang paling banyak daripada jenis sel darah putih yang lain, yaitu sekitar 60%. Neutrofil berfungsi untuk fagosit yang kuat dan aktif. 

Mereka adalah sel yang bisa bergerak cepat melalui tubuh. Neutrofil merupakan responden pertama dalam kasus cedera atau infeksi dan terlibat dalam peradangan dini. Neutrofil mampu melawan infeksi bakteri dan jamur dengan menelan organisme penyerang, yang terbunuh dan tersingkir dari tubuh.

Lalu pasukan sel darah putih yang kedua adalah monosit. Monosit memiliki komposisi 3-8%. Umumnya, jika infeksi hanya dikarenakan bakteri, maka pengobatan berakhir sampai monosit saja. Monosit merupakan leukosit terbesar di antara semua jenis leukosit yang lain. Hal ini dikarenakan oleh besarnya ukuran nukleus serta banyaknya kandungan sitoplasma yang ada di dalam sel. 

Alasan mengapa leukosit mengirim monosit setelah neutrofil kewalahan menghadapi penyerang adalah karena monosit juga memiliki fungsi yang sama yaitu fagositosit kuat. Monosit penting dalam sistem kekebalan , bagian dari sistem kekebalan tubuh yang menghilangkan infeksi tanpa memerlukan ingatan apapun tentang organisme penyerang. 

Monosit dapat dengan cepat bergerak melalui tubuh ke tempat infeksi. Begitu mereka mencapai organisme atau zat yang menyerang, mereka terbagi menjadi sel yang disebut makrofag, yang kemudian menelan dan menghancurkan organisme. Seringkali, potongan kecil organisme yang hancur tertinggal karena limfosit untuk bersentuhan dan mulai membangun antibodi terhadap, jika organisme tersebut mencoba menyerang lagi.

Pasukan sel darah putih yang ketiga adalah basofil. Basofil mirip dengan mast cell, yang ditemukan di CT. Basofil memainkan peran utama dalam peradangan, terutama reaksi alergi. Ditinjau dari fungsinya, basofil berperan dalam menghasilkan histamin dan heparin. Histamin merupakan senyawa yang dihasilkan oleh sel tiang dan basofil sebagai reaksi terhadap antigen, senyawa kimia, dan kerusakan jaringan. 

Mereka menyimpan histamin, zat yang melebarkan pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir ke jaringan, menyebabkan radang. Histamin dilepaskan dari basofil sebagai respons terhadap paparan zat tertentu di lingkungan yang menyebabkan reaksi alergi, seperti serbuk sari. Basofil tidak begitu utama di dalam tubuh seperti jenis leukosit lainnya dan karena itu terlibat dalam tahap peradangan selanjutnya.

Saat sakit makrofagus akan mengirimkan bagian tubuh kuman yang mati kepada limfosit T memory. Kemudian oleh limfosit T memory akan diingat. Dengan limfosit T memory, ia akan membantu mengenali antigen yang ditemui sebelumnya. Sehingga setelah itu Limfosit T memory memungkinkan akselerasi respon imun. Selajutnya, limfosit B yang akan beraksi. Limfosit B akan menciptakan suatu antibodi untuk melindungi tubuh. Limfosit B mengembangkan antibodi berdasarkan serangan kuman yang pertama guna mengatasi serangan berikutnya agar dapat lebih siap.

Apabila limfosit B tidak bisa bekerja lagi, maka limfosit T killer yang akan beraksi. Limfosit T killer membunuh sel-sel yang sudah terinfeksi tersebut. Jika sudah, maka limfosit T suppressor yang akan bekerja. Limfosit T suppressor berfungsi untuk menekan limfosit T killer agar setelah sembuh tidak merusak bagian tubuh yang lain. Fungsi limfosit T suppressor juga penting, bayangkan jika tidak ada yang membatasi limfosit T killer yang bekerja, maka limfosit T killer juga bisa membunuh sel-sel yang lain walaupun sel yang lain tidak terinfeksi.

Pada tahapan diatas belum disebutkan mengenai eosinofil. Sebenarnya, apa kegunaan dari eosinofil dalam proses perang tersebut? Alasan sel darah putih jenis ini tidak keluar di awal adalah karena ia terlalu lemah untuk melawan antigen dengan fungsinya yaitu fagosit lemah. Namun eosinofil juga memiliki fungsi yang lain, yaitu untuk memakan bangkai-bangkai sisa dari perang melawan antigen seperti leukosit yang gagal mempertahankan tubuh ataupun antigen itu sendiri.

Itu adalah tahapan jika terjadi luka. Namun, bagaimana tahapan yang terjadi jika kita terkena penyakit? Jika terjadi penyakit, maka basofil lebih dahulu untuk melawan penyakit tersebut. Mengapa bisa terjadi demikian? Hal ini dapat terjadi karena fungsi basofil sendiri yaitu penghasil histamin, yaitu yang dapat memperlebar pembuluh darah, sehingga sistem organ dapat bekerja dengan lebih efektif.

Setelah kita mengetahui tentang proses tersebut, apa kesimpulannya yang berhubungan dengan topik pembahasan diatas? Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa leukosit granuler dapat melakukan diapedesis, tapi ada juga yang berpendapat hanya leukosit agranuler yang dapat melakukan diapedesis. Kira-kira yang manakah yang benar dan apa alasan yang mendasari pendapat tersebut? Jawabannya adalah semua jenis leukosit tersebut dapat melakukan diapedesis. Mengapa demikian? Mari kita analisa satu persatu.

1. Neutrofil

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa neutrofil merupakan bagian terdepan dari pasukan sel darah putih untuk mengobati luka yang fungsinya fagosit kuat. Ketika tubuh mendeteksi ada antigen yang masuk, neutrofil akan bergerak dengan cepat menembus dinding kapiler dan langsung melakukan fagosit terhadap sel - sel penyakit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa neutrofil dapat melakukan diapedesis.

2. Basofil

Sebagai sel yang berfungsi mengeluarkan histamin dan heparin ketika terjadi alergi atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh,basofil dapat melakukan diapedesis. Mengapa demikian?  dalam membantu tubuh untuk melawan penyakit, basofil akan menembus dinding kapiler menuju ke tempat yang terinfeksi untuk memberikan histamin dan heparin tersebut. Apalagi jika terkena penyakit, basofil menjadi barisan terdepan, sehingga tentu basofil bisa menembus  dinding kapiler untuk mengobati sel-sel penyakit tersebut.

3. Eosinofil

Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu fungsi eosinofil adalah fagosit lemah. Walaupun tidak sekuat neutrofil dan monosit, namun tetap saja fungsinya adalah fagosit pada sel-sel penyakit, sehingga eosinofil juga tetap dapat menembus dinding kapiler, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa eosinofil juga dapat melakukan diapedesis.

4. Limfosit

Limfosit sendiri dikenal dengan dapat memusnahkan antigen yang sulit dihilangkan seperti misalnya virus. Dilihat dari fungsinya yaitu dapat menekan antigen dan penghasil antibodi, maka dapat dikatakan bahwa limfosit dapat melakukan diapedesis. Hal ini juga dapat dibuktikan dari yang lain. Limfosit T yang dihasilkan oleh organ limpa dan akan dimatangkan di organ timus. Untuk mencapai organ tersebut, limfosit T harus keluar dari pembuluh darah dan menuju ke timus yang berarti untuk keluar tersebut tentu saja membutuhkan kemampuan.

5. Monosit

Monosit juga dapat dikatakan bisa melakukan diapedesis. Mengapa demikian? monosit juga memiliki fungsi yang sama seperti neutrofil yaitu fagositosit kuat yang berarti harus ke tempat penyakit untuk menghancurkan sel antigen. Bukti yang kedua adalah mereka terbagi menjadi sel yang disebut makrofag, yang kemudian menelan dan menghancurkan organisme. Untuk ke tempat menelan tersebut pastinya memerlukan kemampuan yaitu diapedesis itu sendiri.

Dari bukti-bukti diatas, dapat disimpulkan bahwa diapedesis bisa dilakukan oleh leukosit granular dan agranular, dikarenakan mereka memiliki fungsi masing-masing khususnya dalam melawan sel-sel penyakit. Sehingga, semua jenis leukosit tersebut perlu kemampuan untuk menembus dinding kapiler.Pernyataan ini juga membuktikan bahwa anggapan sebagian orang yang menganggap bahwa "hanya leukosit agranuler saja yang dapat melakukan diapedesis" itu salah.

Sekian dari saya. Semoga dapat menambah pengetahuan kita semua. Jika ada kritik atau saran yang ingin disampaikan dapat melalui kolom komentar dibawah. Mohon maaf jika ada kesalahan kata dari penulis. Terimakasih karena kesediaannya untuk membaca artikel saya.

Daftar Pustaka: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 

Pratiwi, D.A. ; Maryanti,Sri ; Srikini ; Suharno ; Bambang .2015.Biologi untuk SMA/MA Kelas XI . Jakarta: Erlangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun