Setelah kita mengetahui dasar teori dari leukosit, sekarang saya akan membahas mengenai topik pembahasan, yaitu mengenai sifat diapedesis pada leukosit. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa leukosit granuler dapat melakukan diapedesis, tapi ada juga yang berpendapat hanya leukosit agranuler yang dapat melakukan diapedesis.Â
Kira-kira yang manakah yang benar dan apa alasan yang mendasari pendapat tersebut. Sebelum menjawab itu, kita perlu memahami lebih lagi mengenai apa itu diapedesis
Menurut Medical Dictionary (Farlex and Partners,2009), diapedesis merupakan pergerakan sel darah putih dan sel lainnya keluar dari arteri kecil, venula, dan kapiler sebagai bagian dari respon inflamasi. Sel-sel bergerak melalui celah antar sel di dinding pembuluh. Diapedesis hanya terjadi jika ada pemicu. Contoh pemicunya adalah saat kita mendapati suatu luka terbuka.Â
Saat kita terluka, sel darah putih akan melakukan diapedesis supaya sel darah putih dapat menuju daerah tubuh yang terluka dengan cepat. Karena jika terlalu lama, bagian yang luka akan mudah sekali terinfeksi oleh bakteri, virus, dan mikroorganisme lain. Di sini leukosit bertugas untuk melindungi tubuh dari hal -- hal tersebut.Â
Di saat kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka  agar tidak ada bakteri atau virus yang masuk melalui luka itu, fungsi leukosit tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (seperti amoeba) dan bersifat fagositosis.Â
Jika ada bakteri/virus yang masuk, maka dia akan segera melawannya. bahwa akan terjadi pertarungan antara bakteri/virus dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, kuman, sel-sel tubuh, serta cairan tubuh.
Terdapat semacam mekanisme sel darah putih dalam memperbaiki luka. Terdapat urutan pasukan-pasukan sel darah putih dalam memerangi luka tersebut. Â Jika dilogika, tentu saja urutan tersebut terjadi tidak secara sembarangan. Pastinya ada alasan yang mendasari mengapa jenis sel darah putih tersebut menjadi urutan pertama, kedua, dan seterusnya.
Mereka adalah sel yang bisa bergerak cepat melalui tubuh. Neutrofil merupakan responden pertama dalam kasus cedera atau infeksi dan terlibat dalam peradangan dini. Neutrofil mampu melawan infeksi bakteri dan jamur dengan menelan organisme penyerang, yang terbunuh dan tersingkir dari tubuh.
Lalu pasukan sel darah putih yang kedua adalah monosit. Monosit memiliki komposisi 3-8%. Umumnya, jika infeksi hanya dikarenakan bakteri, maka pengobatan berakhir sampai monosit saja. Monosit merupakan leukosit terbesar di antara semua jenis leukosit yang lain. Hal ini dikarenakan oleh besarnya ukuran nukleus serta banyaknya kandungan sitoplasma yang ada di dalam sel.Â
Alasan mengapa leukosit mengirim monosit setelah neutrofil kewalahan menghadapi penyerang adalah karena monosit juga memiliki fungsi yang sama yaitu fagositosit kuat. Monosit penting dalam sistem kekebalan , bagian dari sistem kekebalan tubuh yang menghilangkan infeksi tanpa memerlukan ingatan apapun tentang organisme penyerang.Â