Mohon tunggu...
Bazaruddin Ahmad
Bazaruddin Ahmad Mohon Tunggu... Guru - Berkaryalah

Pernah mengajar di homeschooling kak Seto Solo. Kini Mengabdikan diri di SMA N 1 Pulau Maya. Belajar untuk Menulis. j

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bait Pahit

7 Januari 2016   15:51 Diperbarui: 7 Januari 2016   16:11 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tapi acara kita belum selesai”

“Maksudmu?”

“Aku tak ingin pulang. Bawalah aku keliling Jogja, terserah kemana saja”

“Kau tidak letih?”

“Tidak, kecuali tak ada kau”

 

Batinku berkecamuk, digeluti oleh rasa penasaran. Ada apa dengan wanita satu ini, pikirku. Berbagai pertanyaan muncul di ruang kepalaku, tetapi tak mampu untuk kulemparkan padamu. Aku menuruti saja maumu dan malah melintas dalam benakku ini akan jadi keuntungan buatku. Siapa tahu akan menjadi pengakhir segala hasratku soal cinta. Ya, mungkin lebih baik daripada harus menunggu keberanian muncul untuk mendekati wanita. Kenapa yang sudah tersaji harus kutepis?

Kita susuri keramaian ruas jalan malioboro. Tak ada yang ingin kita beli. Hanya sekedar memuaskan mata oleh pernak-pernik yang dihamparkan para pedagang. Rinai gerimis tak membuatku kedinginan, hanya derai senyummu saja yang membuat bibirku beku. Rasa lapar di perutku juga tak begitu terasa saat bersamamu. Barangkali aku lebih terpuaskan karena kau tak henti-hentinya mencubit kecil tubuhku saat aku menceritakan sebuah lelucon padamu. Dalam batin, berguna juga aku banyak membaca buku obat stress yang berisi banyak cerita konyol. Ya, setidaknya dapat menjadi bahan pembicaraan dan barangkali dapat sedikit menghiburmu. Meskipun lelucon itu kusampaikan dengan kaku, kau tetap memberi repon tawa yang positif.

“Ke mana kita sekarang?’ tanyaku

“Sebaiknya kita cari tempat makan, kau pasti lapar bukan?”

“Tidak juga”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun