Kami terdiam kembali.
"Lagi jaga di sini?" tanyaku. Perlahan dia mengangguk.
"Kenapa sih?" tanyaku kembali.
"Enggak. Ngga ada apa-apa kok."
Tiba-tiba telepon yang ada di meja security berbunyi. Security itu dengan sigap mengangkat telepon, "Ya, selamat malam. Security lantai 17 di sini"
Ya sudah, saat security ini sedang menerima telepon, saya jadi teringat kalau saya harus kembali ke kamar kerja saya untuk menyelesaikan pekerjaan. Barangkali saja jika bisa cepat selesai, saya bisa pulang lebih cepat. Gelisah juga bekerja dalam kondisi seperti ini. Lalu saya bergerak ke dalam, ke kamar saya.
Kembali saya tekuni pekerjaan saya, memeriksa file-file di komputer. Memeriksa berkas-berkas laporan sambil duduk di sofa kamar saya. Wah, nyaman sekali bekerja tanpa ada suara berisik teman-teman kerja. Nyaman sekali bekerja dalam kesunyian. Sendirian.
Tiba-tiba ... suara pintu diketuk. Saya kaget. Saya tidak mau membayangkan kalau pintu itu diketuk tapi ternyata tidak ada orang di belakang pintu itu .... Hiiiii ... Aduuuh, saya terus terobsesi suasana seram.
Saya hanya diam. Tidak membuat suara apapun. Berusaha menahan nafas. Menunggu apakah pintu itu kembali diketuk dan mencoba mendengar suara-suara di belakang pintu itu.
Tidak ada suara kembali. Ah, mungkin hanya perasaan seram saja yang meneror pikiran saya. Saya tidak memperdulikannya. Saya kembali fokus ke berkas-berkas pekerjaan.
Namun, suara pintu diketuk kembali berbunyi. Saya hanya bisa menoleh memperhatikan gagang pintu. Hah, pikiran seram pun datang lagi. Bagaimana jika pintu gagang tersebut bergerak perlahan, mencoba membuka pintu, dan sesosok menakutkan muncul di pintu ... Haaaahh... Saya lagi-lagi mencoba menolak pikiran seram itu.