Mohon tunggu...
ANDRI SUYENI
ANDRI SUYENI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang Guru SD yang sudah memiliki 2 orang anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Metode STAR Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran di SDN 6 Batuagung

7 Desember 2022   08:19 Diperbarui: 7 Desember 2022   08:37 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi                            : SD Negeri 6 Batuagung
Lingkup Pendidikan: Sekolah Dasar
Penulis                          : I Gusti Agung Ayu Andri Suyeni, S.Pd
Tanggal                         : 6 Desember 2022


Tujuan yang ingin dicapai:
1). Meningkatkan keaktifan siswa kelas IV dalam pembelajaran.

2). Menemukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV.


Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

  • Kondisi Yang Menjadi Latar Belakang Masalah.    

       Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas IV SD Negeri 6 Batuagung ditemukan permasalahan rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi bahwa masalah yang terjadi adalah :

Guru kurang optimalnya dalam memanfaatkan media pembelajaran inovatif.

Kurangnya inovasi guru dalam kegiatan pembelajaran.

Guru belum melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

  • Kecenderungan guru  dominan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran sehingga keaktifan siswa di dalam kelas menjadi rendah. 
  • Kurangnya penerapan model pembelajaran yang bervariasi dan kontekstual sehingga siswa merasa  bosan dan cenderung enggan untuk belajar sehingga hasil belajarnya menjadi rendah.
  •        Seperti itulah masalah yang dihadapi di dalam kelas, kurangnya inovasi guru dalam kegiatan pembelajaran dan kurang optimalnya guru dalam memanfaatkan media pembelajaran inovatif adalah faktor penyebab utama rendahnya keaktifan siswa kelas IV SD Negeri 6 Batuagung dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama tidak ada inovasi pada kegiatan pembelajaran.

    • Mengapa Praktik Ini Penting Untuk Dibagikan.
  •        Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena banyak guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya alami sehingga dengan adanya praktik baik ini diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru yang lain.

    • Apa Yang Menjadi Peran Dan Tanggung Jawab Anda Dalam Praktik Ini.
  •        Saya sebagai guru memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembelajaran inovatif dengan menggunakan media pembelajaran dan model pembelajaran inovatif sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat sesuai dengan yang diharapkan serta tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat

  • Apa Saja Yang Menjadi Tantangan Untuk Mencapai Tujuan Tersebut?

       Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, kajian literatur, observasi lapangan, wawancara siswa, rekan sejawat guru, kepala sekolah, dan pakar, beberapa tantangan yang terjadi yaitu:

  • Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IV diketahui bahwa masalah yang dihadapi di kelas adalah:

Pada saat kegiatan pembelajaran dikelas guru jarang menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa, namun cenderung lebih 

  • sering menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran.
  • Pada saat kegiatan pembelajaran dikelas guru kurang interaktif dan belum optimal dalam melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  • Hasil wawancara dengan sesama rekan guru di sekolah,  diketahui bahwa masalah yang dihadapi di kelas adalah:
  • Kecenderungan guru  dominan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran sehingga keaktifan siswa di dalam kelas menjadi rendah.
  • Gaya belajar siswa yang cenderung audio-visual yang didukung dengan media pembelajaran yang kurang interaktif membuat siswa tidak tertarik untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
  • Hasil wawancara dengan kepala sekolah diketahui bahwa masalah yang dihadapi guru di kelas adalah:
  • Guru belum tepat dalam memilih model pembelajaran inovatif.
  • Guru belum optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran inovatif.
  • Hasil wawancara dengan pakar pendidikan diketahui bahwa masalah yang dihadapi guru dikelas adalah :
  • Kurangnya pemanfaatan TPACK di kelas.
  • Model pembelajaran yang belum relevan dengan kebutuhan siswa.
  • Kurangnya penerapan model pembelajaran yang bervariasi dan kontekstual sehingga siswa merasa bosan dan cenderung enggan untuk belajar sehingga hasil belajarnya menjadi rendah.

       Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan tantangan atau masalah yang dihadapi guru di kelas adalah guru belum tepat dalam memilih model pembelajaran inovatif, guru belum optimal dalam memanfaatkan media 

pembelajaran interaktif (TPACK) dan kecenderungan guru  dominan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran sehingga keaktifan siswa di dalam kelas menjadi rendah yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

  •  Siapa Saja Yang Terlibat.

       Dari ketiga tantangan yang dihadapi tersebut, adapun pihak-pihak yang terlibat untuk membantu penulis dalam mengatasi tantangan yakni:

  • Kepala Sekolah

       Penulis mendiskusikan terkait dengan tantangan jaringan internet yang sering terganggu dikarenakan musim hujan sehingga mempengaruhi kecepatan internet sekolah. Kegiatan diskusi memperoleh hasil yakni kepala sekolah memberikan kebijakan dengan memindahkan wifi sekolah untuk digunakan di kelas sehingga perangkat teknologi yang digunakan penulis untuk mengoperasikan media pembelajaran menjadi dekat dengan sumber internet sehingga dapat beroperasi dengan lancar. Walaupun demikian, untuk akses wifi sekolah yang telah dipindahkan masih dapat digunakan dengan lancar oleh warga sekolah yang lain.

  • Rekan Guru

       Penulis berdiskusi dengan rekan guru di sekolah terkait dengan tantangan siswa belum terbiasa menjawab soal tes evaluasi yang berbasis HOTS. Kegiatan diskusi memperoleh hasil yakni penulis sebagai guru saat memberikan tes evaluasi kepada siswa hendaknya memberikan instruksi/arahan terhadap butir soal yang diberikan. Ini dapat membantu pemahaman siswa terhadap narasi soal sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal.

  • Siswa

       Penulis berdiskusi dengan siswa secara klasikal dan individual terkait perubahan suasana hati (mood) yang dirasakan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan diskusi memperoleh hasil yakni siswa ingin diperhatikan lebih detail saat mereka sedang berdiskusi secara berkelompok, sehingga tumbuhnya rasa memiliki pendamping dan fasilitator dalam proses belajar mereka.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini 

  • Langkah-Langkah Apa Yang Dilakukan Untuk Menghadapi Tantangan Tersebut. 

       Sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka bahwa pembelajaran diarahkan untuk melatih siswa secara mandiri agar mampu berpikir, menganalisa, dan mengambil keputusan yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang ditemuinya. Hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan hendaknya menekankan dominasi aktivitas siswa (student centered) serta adanya kolaborasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran mampu memicu potensi siswa secara menyeluruh.

       Seorang siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mencapai hasil belajar yang baik pula, apabila siswa didukung oleh kondisi lingkungan belajar yang baik dan dengan pemilihan model serta media yang sesuai dengan keperluan dan karakteristik siswa.

  • Strategi Apa Yang Digunakan.

       Berdasarkan hal itu, penulis telah melakukan kajian literatur, wawancara dengan narasumber, serta berkoordinasi dengan kepala sekolah selaku pimpinan untuk penetapan langkah penyelesaian yang akan dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dipilih adalah penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media pembelajaran PowerPoint dan GoogleForm dalam proses pembelajaran. Melalui tahapan pembelajaran pada model tersebut, siswa dapat terlibat aktif untuk tertarik mengetahui hal-hal baru dalam pembelajaran berbasis masalah sehingga peran siswa dominan dibandingkan guru (student centered), menumbuhkan pembiasaan pada diri siswa untuk memecahkan 

permasalahan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, belajar berkolaborasi serta meningkatkan keterampilan Higher Order Thinking Skill (HOTS) yang sangat diperlukan dalam proses belajar siswa, serta melatih pengetahuan dan keterampilan siswa untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang ada. Hal ini akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.  

       Agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, penulis memadukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan media pembelajaran PowerPoint. Keunggulan media ini memiliki tampilan yang menarik, memiliki banyak template yang bisa disesuaikan sesuai kebutuhan, bisa disisipkan video, bisa disisipkan GoogleForm untuk media penilaian, bisa digunakan melalui smartphone dan bisa diakses tanpa adanya batasan waktu. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran serta membantu meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas sehingga kualitas pembelajaran lebih baik dan sistematis.

  • Bagaimana Prosesnya.

       Implementasi perangkat pembelajaran yang telah dirancang dilakukan pada tanggal 13 sampai 14 Oktober 2022. Langkah pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan sintaks khusus yang dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran yakni sebagai berikut.

  • Fase orientasi peserta didik terhadap masalah.

Pada fase ini penulis mengkondisikan siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok, berupa penayangan video yang dapat disimak oleh siswa sebagai kegiatan pengumpulan informasi. Masalah yang diangkat dalam video berupa masalah

  • kontekstual. Setelah menyimak video, siswa dengan bimbingan guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait isi video yang disimak. Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau merespon jawaban dari temannya serta diberikan konfirmasi dan penguatan oleh guru. Siswa bersama-sama menganalisis permasalahan pokok yang akan dipecahkan bersama kelompoknya. Disini peran guru memberikan konfirmasi terkait dengan materi yang akan dipelajari siswa.

                        (Kegiatan mengumpulkan informasi)

  • Fase mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
  • Pada fase ini penulis membentuk siswa menjadi kelompok belajar yang heterogen. Pada setiap kelompok, penulis memastikan setiap siswa dalam kelompoknya telah  memahami tugas mereka masing-masing. Siswa dalam fase ini menyimak arahan dari penulis selaku guru terkait proses pembelajaran yang akan diikutinya. Siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan menggunakan LKPD yang harus dikerjakan secara berkelompok dan membagi tugas untuk menyiapkan alat bahan diperlukan serta melakukan percobaan sesuai petunjuk yang diberikan pada LKPD.

    • (Kegiatan pemberian penguatan pada simpulan siswa)
    • Siapa Saja Yang Terlibat. 
  •        Pada kegiatan implementasi perangkat pembelajaran, penulis melibatkan kameramen yang berasal dari rekan guru di sekolah tempat penulis bekerja. Kameramen terlibat penuh dalam proses perekaman implementasi perangkat pembelajaran yang dimulai dari penggunaan alat rekam berupa kamera handphone yang dibantu dengan alat Tripod sebagai pemegang/holder serta media penyimpanan berupa Google Drive untuk menyimpan hasil rekaman berupa potongan video-video.

    • Sumber Daya Atau Materi Yang Diperlukan Untuk Melaksanakan Strategi Ini.
  •        Selain itu, penulis menggunakan berbagai peralatan teknologi milik inventaris sekolah untuk mendukung proses implementasi ini seperti laptop, LCD proyektor, speaker Bluetooth, serta perangkat wifi  untuk kemudahan akses jaringan internet.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran  pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut.

 

  • Bagaimana Dampak Dari Aksi Dari Langkah-Langkah Yang Dilakukan.      

       Penerapan langkah-langkah yang tertuang pada kegiatan aksi memunculkan dampak terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media PowerPoint dan GoogleForm memberikan dampak pada keterlibatan siswa di kelas yang semula pasif menjadi aktif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Adanya kolaborasi antar siswa dalam mengerjakan LKPD menyebabkan peningkatan interaksi antar siswa di kelas dalam kegiatan pemahaman materi. Berikut ini foto dokumentasi siswa terlatih berkolaborasi dalam memecahkan masalah pada kegiatan pembelajaran. 

(Kegiatan kolaborasi antar siswa)

       Proses pembelajaran berjalan lebih sistematis karena dibantu dengan adanya media PowerPoint dan GoogleForm sebagai media evaluasi yang membuat pembelajaran berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan serta mampu menarik perhatian serta minat siswa. Ini mencerminkan proses pembelajaran telah berpusat pada siswa (student centered) yang mana peran guru tidak lagi mendominasi dalam proses pembelajaran di kelas serta menguatkan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran. 

  • Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa?

Berdasarkan data hasil observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran, diperoleh bahwa seluruh siswa keaktifan belajarnya tergolong baik serta peningkatan nilai pada tes evaluasi memberikan gambaran bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari aspek kognitif.  Hal ini dapat diketahui dari hasil rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 

sebesar 85 dan meningkat pada hasil belajar siswa pada siklus 2 sebesar 95. Dari data ini adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 10 point. Dapat disimpulkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai 95 berada pada interval 90-100 tergolong ketuntasan belajar pada level tinggi.

       Ditambah pula dari hasil penilaian aspek sikap sosial dan spiritual yang siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang menunjukkan kategori Sangat Baik. Aspek psikomotor siswa dinilai berada pada rentangan kategori Baik hingga Sangat Baik yang terlihat dari kemampuan siswa dalam kegiatan presentasi dan juga laporan hasil diskusi siswa.

Berdasarkan hal-hal di atas, secara keseluruhan hasil belajar siswa dari aspek kognitif, afektif, dan juga psikomotor meningkat dari sebelumnya yang mencerminkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media PowerPoint dan GoogleForm mampu secara efektif meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

  https://drive.google.com/file/d/1oVQwELZHR3jCgfqm0eWaC8LWOTqYtKWS/view   

  • Bagaimana Respon Orang Lain Terkait Dengan Strategi Yang Dilakukan.

       Pelaksanaan pembelajaran ini memunculkan respon yang sangat positif dari berbagai pihak berdasarkan wawancara, survey, dan juga kegiatan refleksi yang dilakukan. Kepala sekolah memberikan dukungan penuh terhadap terobosan baru dalam proses pembelajaran yang dilakukan sehingga memberikan saran agar terus digunakan sebagai salah satu inovasi pembelajaran di sekolah.

       Selain itu, respon positif juga muncul dari rekan-rekan guru di sekolah yang menunjukkan adanya dukungan positif dan juga antusias yang tinggi karena ingin mengetahui persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan 

sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di kelas. Respon positif tidak luput juga muncul dari kalangan orang tua siswa yang sangat mendukung penggunaan model pembelajaran dan juga media pembelajaran yang dirasa sangat menarik bagi anak-anak mereka sehingga mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

       Siswa sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaran memberikan respon positif bagi penulis dikarenakan mereka memperoleh kegiatan belajar yang bervariasi, penggunaan LKPD yang berwarna sehingga mampu menarik minat belajar, penggunaan media pembelajaran yang di dalamnya berisi animasi, video, serta tampilan yang menarik, dan hal yang terpenting bagi mereka adalah adanya perhatian dari penulis selaku guru dalam mendampingi, membimbing, serta membantu kesulitan mereka saat proses belajar di kelas.

  • Apa Yang Menjadi Faktor Keberhasilan Atau Ketidakberhasilan Dari Strategi Yang Dilakukan.

       Pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat mendukung keberhasilannya, serta tidak luput juga dari beragam hambatan yang ditemui. Hal-hal yang menjadi pendukung keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran ini yakni (1) adanya persiapan yang matang dimulai dari adanya perangkat pembelajaran yang telah melalui proses evaluasi terlebih dahulu sebelum diterapkan, hingga uji coba media pembelajaran menggunakan peralatan teknologi yang ada di sekolah; (2) adanya dukungan dan bantuan dari Kepala Sekolah, rekan guru, dan orang tua siswa dalam mengatasi berbagai hambatan yang muncul; dan (3) adanya kerjasama dari siswa untuk memahami bersama langkah-langkah pembelajaran yang diinstruksikan.

       Selain hal-hal yang mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, perlu adanya perhatian khusus terhadap hambatan yang ditemui selama proses pelaksanaan 

pembelajaran yakni (1) pengecekan HP siswa apakah sudah suport untuk membuka aplikasi pada media yg digunakan dalam pembelajaran perlu adanya atensi khusus dari guru apabila melaksanakan proses pembelajaran berbasis teknologi; (2) kemampuan pengelolaan kelas yang harus dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran seperti melakukan ice breaking di sela-sela pembelajaran ketika siswa terlihat jenuh; dan (3) manajemen waktu pada kegiatan diskusi kelompok yang harus dipantau dengan baik sehingga siswa memiliki target penyelesaian LKPD sebagai hasil karya yang akan dipresentasikan.

  • Apa Pembelajaran Dari Keseluruhan Proses Tersebut.

       Hal-hal yang dapat digunakan sebagai lesson learn dalam pelaksanaan pembelajaran secara berkesinambungan yakni (1) pembelajaran yang bermakna dapat berasal dari pengalaman-pengalaman yang bersifat kontekstual sehingga mampu terekam dalam long term memory siswa; (2) peningkatan hasil belajar dimulai dari adanya upaya untuk menarik minat belajar serta meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga tertarik untuk mempelajari materi pelajaran; (3) pendampingan dan bimbingan secara intensif terhadap siswa selama proses pembelajaran di kelas menjadikan siswa merasa adanya fasilitator yang mampu memandu kegiatan belajarnya sehingga siswa akan merasa kegiatan yang dilakukan memperoleh dukungan penuh; (4) peningkatan keterlibatan siswa secara aktif di kelas hendaknya selalu didukung dengan langkah-langkah pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga peran siswa lebih dominan daripada guru; dan (5) pemberian kebebasan bagi siswa dalam menyajikan hasil karya yang dibuat serta cara mereka dalam menyampaikan pendapat serta ide-ide mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun