Untuk menopang sebuah peradaban, pendidik punya tugas memoles tabiat dan perilaku peserta didik sedemikian rupa agar tak hanya secara sadar berkontribusi lewat kreasi dan ketekunan namun juga tidak lupa menjaga relasi antar sesama.
Pendidik perlu memperingatkan peserta didik akan perilaku apatis apalagi kompetisi yang tidak memungkinkan kolaborasi dibangun dengan melibatkan banyak pihak.
Komunitas Intelektual yang Peduli Sesama
Lingkungan belajar berlandaskan filosofi jalinan persahabatan yang memupuk saling peduli, percaya, dan dukung antar peserta didik sebenarnya cukup populer. Bahkan, tak satupun rancangan program semester yang tidak menuliskan kompetensi ini dalam daftar.
Tapi mindset profit yang menyasar porsi di pasar kerja membuat kita selalu was-was akan ketidaksiapan peserta didik terhadap tuntutan kerja sehingga kelas dan tatap muka hanya fokus pada wilayah teknis instruktif.
Melaksanakan program pendidikan dengan memberikan penguatan pada relasi persahabatan antar peserta didik merupakan langkah awal menyiapkan budaya intelektual yang memerhatikan pengembangan diri, integritas, komitmen menjaga dan merangkul sesama.
Bukan hanya pengembangan aspek kognitif dan spiritual, wilayah emosional pun perlu diarahkan. Seluruh aspek pengetahuan hendaknya terlebih dahulu mencukupi kebutuhan kemanusiaan peserta didik.
Malah, dampaknya juga membebani para pendidik dan staf akademik. Mereka jadi kurang puas terhadap kinerja dan performa sehingga tidak lagi antusias dan bersemangat dalam melaksanakan tugas. Peran dan beban kerja yang dinamis, ditambah tanggungjawab yang juga semakin meluas, menjadikan tenaga pendidik dan staf akademik tak ubahnya buruh yang terbelenggu citra prestise.
Sekolah dan kampus semestinya tidak boleh tunduk pada ekonomi pasar sama seperti jarak yang dijaganya dari wilayah politik praktis. Sebab itu akan menyusutkan wibawa pendidikan di mata masyarakat.
Jika selama ini institusi pendidikan hanya berperan sebagai laboratorium profesional, sudah mestinya peran itu mencakup laboratorium sosial di mana kesadaran, mental, dan jalinan persahabatan masyarakat akademis direkayasa.