Mohon tunggu...
Azrina Khalwa Hanani
Azrina Khalwa Hanani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Jurusan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Masalah Traumatik Menggunakan Teori Sigmund Freud

5 Juni 2022   09:57 Diperbarui: 5 Juni 2022   10:02 4372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis Masalah Traumatik Menggunakan Teori Sigmund Freud

Azrina Khalwa Hanani, Steward Choirun Annisah Putri Jannah

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

zrinahanaa@gmail.com, stewardchoirun@gmail.com

Abstrak

Konseling adalah suatu hubungan timbal balik, dimana didalamnya terdapat proses yang dilakukan oleh seorang konselor kepada seseorang yang membutuhkan terkait masalah yang sedang dihadapi atau biasanya dikenal dengan istilah konseli. 

Bimbingan dan konseling kini menggunakan komprehensif sebagai bidang layanannya yang terdiri dari 4 macam layanan, diantaranya adalah; layanan dasar atau biasanya dikenal dengan kurikulum bimbingan; perencanaan individual; layanan responsif; dan dukungan sistem. 

Terdapat 3 macam jenis pendekatan yang terdapat dalam konseling, antara lain; pendekatan psikodinamika; pendekatan behavioristik; pendekatan kognitif; serta pendekatan humanistik. Sementara konseling psikodinamika adalah suatu pendekatan terapeutik yang berakar pada terapi psikoanalisa Sigmund Freud dan meliputi kerja dari semua terapi analitik.

Kata Kunci :  Konseling, komprehensif, responsif, psikodinamika, Sigmund Freud

Abstract

Counseling is a reciprocal relationship, in which there is a process carried out by a counsellor to someone in need related to the problem at hand or usually known as the counselee. Guidance and counselling now uses comprehensive as its service area which consists of 4 types of services, including; basic services or usually known as the guidance curriculum; individual planning; responsive services; and system support. There are 3 types of approaches contained in counselling, including; psychodynamic approach; behavioristic approach; cognitive approach; and a humanistic approach. While psychodynamic counselling is a therapeutic approach rooted in Sigmud Freud's psychoanalytic therapy and includes the work of all analytical therapy.

Keywords : Counselling, comprehensive, responsive, psychodynamic, Sigmund Freud

PENDAHULUAN

Konseling adalah suatu hubungan timbal balik, dimana didalamnya terdapat proses yang dilakukan oleh seorang konselor kepada seseorang yang membutuhkan terkait masalah yang sedang dihadapi atau biasanya dikenal dengan istilah konseli. Tujuannya secara khusus yaitu untuk mengetahui seluk beluk masalah yang terjadi secara mendalam dan menyeluruh. 

Setalah adanya proses konseling, diharapkan konseli dapat menyadari bahwa di dalam dirinya ada sebuah potensi dan kekuatan untuk mengembangkan dirinya sendiri.(Putri, 2016) Implikasi dari konseling itu sendiri adalah konselor memberikan ruang ataupun kesempatan agar konseli dapat berkembang dengan potensi dan kekuatan yang dimiliki.

Bimbingan dan konseling kini menggunakan komprehensif sebagai bidang layanannya. Dalam layanan komprehensif sendiri terdapat 4 macam layanan, diantaranya adalah; layanan dasar atau biasanya dikenal dengan kurikulum bimbingan; perencanaan individual; layanan responsif; dan dukungan sistem. 

Sementara untuk konseling psikodinamika terdapat di dalam layanan responsif. Layanan responsif merupakan layanan konseling yang diberikan kepada konseli secara segera, sehingga layanan responsif juga dapat tidak direncanakan. Dalam layanan responsif, terdapat 3 langkah, diantaranya adalah; alih tangan, konseling (individual maupun kelompok) atau dengan menggunakan pendekatan; serta konsultasi guru dan orangtua. 

Terdapat 3 macam jenis pendekatan yang terdapat dalam konseling, antara lain; pendekatan psikodinamika; pendekatan behavioristik; pendekatan kognitif; serta pendekatan humanistik. Dalam laporan berikut, maka akan dijelaskan secara lebih lanjut mengenai teori pendekatan konseling psikodinamika.

Teori konseling psikodinamika sama dengan terapi psikodinamika, yang bermaksud sebagai suatu pendekatan terapeutik yang berakar pada terapi psikoanalisa Sigmund Freud dan meliputi kerja dari semua terapi analitik. Aplikabilitasnya yaitu untuk membantu menangani individu dari berbagai jenis masalahnya, namun lebih efektif pada beberapa masalah seperti gangguan kecemasan, kecanduan, depresi, dan bisa juga pada individu yang mengalami kesulitan membangun suatu hubungan sosial dengan orang lain.

 Sigmund Freud merupakan seorang sarjana kedokteran yang dilahirkan di Freiburg, Moravia dan meninggal di London, Inggris.(Juraman, 2017) Dalam konsep Freud, manusia dianggap memiliki sebuah energi psikis yang mendorong manusia untuk berperilaku dan sifatnya dinamis. Wiraatmadja menjelaskan bahwa sumber energi tersebut adalah id, ego, dan superego, serta disebut sebagai teori kepribadian psikoanalisis. 

Konsep teori kepribadian psikoanalisis memiliki peran untuk memodifikasi dan memperkaya perilaku atau sikap manusia. Dalam konsep kepribadian Freud, struktur jiwa manusia terdapat tiga tingkatan yaitu alam sadar (conscious mind) yang digunakan dalam keadaan terbangun untuk membuat individu sadar akan situasi lingkungannya dan merespon dengan cepat, alam pra-sadar (preconscious mind), dan alam tak sadar (unconscious mind) yang mengandung pengalaman dan ingatan yang telah dipelajari pada masa lalu serta semua tingkah laku dan refleksi yang dipelajari. (, n.d.)

PEMBAHASAN

1. Deskripsi Masalah

Nenek dari konseli memelihara kucing. Saat berusia 5 tahun, konseli bermain dengan kucing-kucing neneknya tersebut. Tiba-tiba terdapat kucing yang mendatangi konseli kemudian menyerang dan mencakar konseli hingga luka dan berdarah. Konseli menangis dan menceritakan pada neneknya, sejak saat itu konseli mulai trauma terhadap hewan tersebut.

Suatu waktu ketika konseli sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba ada kucing tetangga yang lepas dan mulai menghampiri konseli. Konseli kaget dan spontan melepas sapu dari genggaman tangannya. Lalu konseli berlari ke dalam rumah sembari berteriak. Mama dari konseli yang sedang memasak pun kaget dan bertanya kepada konseli apa yang terjadi. Konseli langsung bersembunyi di belakang mamanya dan berkata bahwa ada kucing tetangga yang menghampirinya. 

Mamanya pun mengusir kucing tersebut. Tiba-tiba, papa dari konseli datang menghampiri karena kaget konseli berteriak dan bertanya apa yang terjadi. Konseli memberitahukan kepada papanya bahwa ada kucing tetangga. Respon yang tidak terduga dari papa konseli karena beliau langsung marah dan berkata bahwa trauma yang dialami konseli sudah terjadi sangat lama. 

Lalu papanya mengambil kucing tersebut dan diarahkan kepada konseli seraya menyuruh untuk mengelus kepala kucing tersebut. Konseli pun memberanikan diri untuk mengelus kepala kucing, namun akhirnya dia berlari ke dalam kamar dan membanting pintu secara keras. Ia menangis dan membayangkan kejadian yang dialami ketika umurnya masih 5 tahun. Kemudian mama dari konseli menenangkan konseli dengan mengatakan bahwa "kucing itu tidak bakal mengganggu kita sebelum kita dulu yang mengganggu".

Suatu hari, konseli diajak oleh kedua orang tuanya menuju rumah saudara. Konseli mengetahui bahwa saudaranya ini memiliki 2 ekor kucing. Konseli menolak namun kedua orang tuanya tetap membujuk agar konseli ikut. 

Akhirnya konseli memutuskan untuk ikut, namun di awal kedatangannya, dia tidak mau masuk terlebih dahulu dan mengatakan pada mamanya untuk menghendaki saudaranya memasukkan kucingnya ke dalam kandang. Setelah dimasukkan ke dalam kandang, baru konseli mau memasuki rumah saudaranya. Tiba-tiba, saudara konseli secara iseng mengeluarkan kucingnya dan mengarahkannya kepada konseli. Konseli langsung berlari ke arah mamanya dan mengadukan perbuatan saudaranya, konseli sempat menangis sebentar. 

Konseli merasakan panik, takut, kaget. Namun akhirnya saudaranya pun meminta maaf kepada konseli setelah mama dari konseli memberitahukan bahwa konseli memiliki trauma dengan kucing sejak masa kecil. Konseli langsung meminta untuk pulang. Sesampainya di rumah, konseli menangis lagi sambil mengingat kejadian yang dialaminya barusan.

Setelah itu, konseli merasakan badannya lemas dan butuh untuk tidur. Saat tidur, konseli bermimpi dia bertemu dengan seekor kucing raksasa yang berniat jahat untuk mencakar konseli. Konseli terbangun, ketakutan dan akhirnya menangis. Kejadian tersebut mengakibatkan rasa trauma konseli bertambah. 

Konseli merasa bingung harus bagaimana lagi karena di satu sisi dia sangat ingin mengelus kucing karena kucing lucu dan menggemaskan, namun di satu sisi dia hanya bisa melihat dari kejauhan. Sampai sekarang pun, ketika konseli didekati oleh kucing, konseli pasti akan langsung mengusirnya. Papa dari konseli selalu berusaha untuk mendekatkan konseli pada kucing, namun selalu gagal. Konseli sempat marah kepada papanya karena terus menerus memaksa untuk berani terhadap kucing walau konseli paham  maksud dari papanya baik. Walau semua orang mengatakan, 'kucing tidak sejahat yang kamu bayangkan', tetapi ketakutan konseli lebih besar. Ia selalu dihantui kejadian di masa kecilnya hingga beberapa kali sempat bermimpi. Ia ingin melupakannya namun tidak bisa.

2. Analisis Masalah

Saat ini, konseli mengalami trauma terhadap kucing. Meskipun konseli tahu bahwa kucing merupakan hewan yang lucu dan menggemaskan. Tetapi karena kejadian dimasa lalu, ia menjadi takut terhadap hewan itu.

Dimasa lalu, ia pernah bermain dengan kucing yang dimiliki oleh neneknya. Namun, tiba tiba ada seekor kucing yang mencakar konseli hingga luka dan berdarah. Semenjak kejadian itu, konseli tidak berani dengan kucing. Pernah suatu ketika disaat ia sedang menyapu halaman, ada seekor kucing tetangga yang menghampirinya dan ia langsung melepas sapu dari genggamannya dan pergi masuk kedalam rumah.

Pada intinya, trauma yang ia alami sekarang terjadi karena pengalaman menyakitkan yang ia pernah alami di masa kecil.

3. Teknik Konseling

Teknik yang dilakukan dalam proses konseling saat ini ialah teknik asosiasi bebas yang menerapkan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Teknik ini dilakukan dengan menceritakan masalah yang dialami secara rileks dan mendalam, namun tetap runtut dengan menyambungkan cerita masa kininya dengan trauma pada masa lalunya yang dialami

4. Hasil Teknik Konseling

a. Yang terlibat dalam permasalahan

Konseli dan kucing

b. Proses permasalahan dan pikiran konseli

Konseli diserang oleh kucing neneknya dengan dicakar dan digigit hingga berdarah sehingga menyebabkan trauma yang berkelanjutan kelanjutan. Ketika bertemu dengan kucing, konseli merasa takut, panik, khawatir terjadi lagi peristiwa di masa lalu. Ia ingin menghilangkan trauma ini namun tidak bisa.

Konseli bercerita cukup lancar tanpa ada rasa cemas dan takut, namun ada beberapa saat dimana konseli mulai merasakan kembali perasaan di masa lalu sehingga konseli tampak sedih dan gugup. Sesekali konseli terdiam beberapa saat berusaha untuk menenangkan dirinya sebelum lanjut bercerita lagi.

5. Kelebihan dan Kelemahan Teknik

Beberapa kelebihan dalam teknik ini adalah :

a. Konseli dapat menyadari beberapa masalah yang tidak disadarinya

b. Para ahli dapat mengulik masalah konseli secara mendalam

c. Ketika implementasi teknik ini berhasil, diharapkan konseli sudah tidak mengalami masalah yang dapat membuatnya terhambat

Dibalik kelebihan yang dialami teknik ini, pastinya terdapat beberapa kekurangan juga, diantara lain adalah :

a. Tidak semua masalah di masa lalu konseli dapat dibawa menuju alam bawah sadar

b. Para ahli yang menangani masalah menggunakan teknik ini adalah seseorang yang harus benar-benar terampil

c. Waktu yang dibutuhkan cukup lama

d. Teknik ini tidak dapat digunakan pada seseorang yang penyakitnya menetap

KESIMPULAN

Teori psikoanalisis yang digagas oleh Sigmund Freud memandang bahwa organisme manusia sebagai sistem kompleks. Tujuan dari psikoanalisis sendiri yaitu untuk membantu konseli membentuk kembali karakternya dengan menjadikan hal-hal yang tidak disadari menjadi hal yang disadari oleh konseli. Psikoanalisis dilakukan dengan mengingat kembali pengalaman konseli pada masa lampau, kemudian pengalaman tersebut ditata, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk membentuk kembali struktur karakter konseli. Peran konselor dalam psikoanalisis ini sangat penting, dikarenakan konselor diharapkan dapat membantu konseli mencapai kesadaran diri dan cara untuk menghadapi kecemasan yang dirasakan oleh konseli.

Ada beberapa teknik dalam teori ini yang bertujuan untuk mengembangkan suasana bebas tekanan pada konseli, diantaranya adalah; asosiasi bebas, interpretasi, analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis transferensi. Dalam laporan ini analisis masalah menggunakan teknik asosiasi bebas. Asosiasi bebas merupakan sebuah teknik pengungkapan pengalaman masa lampau dan pengontrolan emosi-emosi konseli yang berkaitan dengan traumatik di masa lampau. Diharapkan setelah dilakukannya asosiasi bebas pada konseli, konseli dapat memperoleh pengetahuan mengenai pribadinya dan dapat mengembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

 

Juraman, S. R. (2017). Naluri Kekuasaan dalam Sigmund Freud. Jurnal Studi Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies), 1(3), 280--287. https://doi.org/10.25139/jsk.v1i3.367

Putri, A. (2016). Pentingnya Kualitas Pribadi Konselor Dalam Konseling Untuk Membangun Hubungan Antar Konselor Dan Konseli. JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia), 1(1), 10. https://doi.org/10.26737/jbki.v1i1.99

. (n.d.). No Title.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun