Sampailah aku di Rejenu, mata air tiga rasa, saat fajar mulai menyingsing. Disitu ada tiga telaga kecil dengan tiga rasa berbeda pahit, getir dan asam. Ada rasa haus batin menggunung pasir di kalbuku. Maka kuminum tiga genangan air melimpah yang tak pernah kering sampai hampir habis. Sungguh tidak masuk akal, sebagai macan kumbang meski cukup besar, perutku tak seberapa, sampai bisa menampung sesapan haus batinku, akan air penyuci keruh jiwaku.
Ada kesegatan luar biasa. Seisi pori tubuhhlu penuh oleh air suci. Nalarku jadi jernih lalu kantuk datang dengan hebat. Badan kumbang hitamku jatuh berdebum ke bumi.Â
Titis Aji Mati. Titis Aji lama mati digondol macan kumbang hitam terliar, terbesar, terganas, paling menakutkan yang pernah.kukenal.Â
Hening
Suci
Ning.
***
Brak !
"Titis Aji kamu bebas !", teriak supir penjara berkumis baplang meneriakku. Aku tergeragap bangun seperti bayi baru dilahirkan. Ternyata tuduhan berlapis yang ditimpakan ke.dada Titis Aji tidak terbukti ! .Â
Terima kasih Gusti yang maha wenang. Sembah hormat Eyang Ulun dari Kumbang "Titis Aji" Hitam.
Bila bayi memangis