Mohon tunggu...
Aziz Nurson
Aziz Nurson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Resensi Novel "The Celestine Prophecy"

16 Februari 2017   14:35 Diperbarui: 16 Februari 2017   14:43 3437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tahu dari novel ini tentang ketakutan gereja kehilangan otoritasnya. Ketakukan gereja tentang kemungkinan yang terjadi bila manusia menemukan Tuhan dirinya. Menemukan tuhan secara pribadi. Kesalahan yang dilakukan adalah menunjuk seseorang untuk menenjuk pemimpin untuk menafsirkan kehendak Tuhan pada manusia. Apakah pemimpin itu mendekatkan atau malah menjauhkan manusia dari Tuhan?

The Celestine Prophecymenghanyutkan kita dalam samudra kosmiknya. Pemilihan sudut padang pertama—aku—bukan tanpa alasan. Sudut pandang ini mengajak kita menyelami diri kita sendiri dan menyerap energi manuskrip.

Sayang di novel ini ttidak menyebutkan bagaimana manuskrip- manuskrip ini ditemukan. Novel ini tidak sedetail itu. Yang disebutkan hanya manuskrip itu ditemukan lalu diterjemahkan. Tapi itupun berguna untuk membuat kita terfokus pada kandungan manuskrip. Atau mungkin dalam novel selanjutnya akan lebih detail, karena manuskrip kesepuluh belum dicari dan diketemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun