Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Catatan Ramadhan 13 | Rakor Piring Sedunia

5 April 2023   05:32 Diperbarui: 5 April 2023   05:37 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara piring yang dulu saya dengar pecah itu ia ternyata tidak membanting atau memecahkannya karena marah dengan ku

Terus ?

Yah, pola asuh pendidikan yang didapat ibu dulu dari orang tuanya memang begitu, 

Ada reward atau hadiah bagi anak yang penurut dan berprestasi dan ada hukuman bagi yang melanggar.

Nah, piring pecah hanya simbol cara mereka para emak diajarkan melepaskan Emosi dalam dirinya.

Daripada marah karena ulah anak dan reflek nanti memukul atau mencubit, piring dianggap lebih efektif melepaskan tekanan emosi atau melepas amarah pada anak, sehingga menghindari kontak fisik sama anak.

Suara piring pecah itu juga bisa jadi akan jadi media syock terapi buat anak jadi paham dan takut, harapannya anak jadinpenurut sama ibu.

Dalam pehamana saya yang lain suara piring pecah itu memiliki makna bahwa ibu ingin diperhatikan dan didengar, dan sebagai media menyampaikan pesan bahwa "Aku Tidak Suka dan Marah !! ".

Tapi ibu waktu itu tidak tahu bahwa apa yang dilakukan juga bentuk menyakiti anak atau kekerasan pada anak, hanya bentuknya bukan fisik tapi psikologis.

Suara atau kalimat yang menyertai piring pecah kadang membuat anak menjadi kecil hati, tidak PD, minder dll

Setiap anak akan meresponnya berbeda dan itu juga tergantung piring nya juga yang dilempar, coba kalau dulu sudah ada piring kertas, tentu akan beda cerita kalau di lempar, hahahahaha 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun