Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Catatan Ramadhan 13 | Rakor Piring Sedunia

5 April 2023   05:32 Diperbarui: 5 April 2023   05:37 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Aziz Amin | Wong Embuh

Salam Kompasianer, Semangat Pagi !!! dan selamat santap sahur.

Semalam saya berkesempatan menghadiri rapat besar Komunitas Perang Sarung, eh salah.

Awalnya saya rasa ini  komunitas perang sarung, tapi ternyata bukan.

Anda mungkin pernah lihat film barat yang biasanya para tokoh akan diculik dan ditutup matanya dibawa dengan kendaraan yang terkesan jauh dan berliku - liku sampai pada suatu tempat baru dibuka penutup matanya.

Awalnya yang bisa saya ingat adalah saya masuk dalam sarung, tepatnya saya seperti berada dalam sarung dan tertutup semua, kalau tidak salah saya sempat lihat jam menunjukan pukul 22:12 sebelum kejadian.

Mendadak saya seperti kena hipnotis, kena sirep dan saya tidak ingat apa - apa dan tidak memiliki kemampuan apa - apa.

Mungkin anda tidak percaya dengan saya kalau saya ceritakan semua, 

Yah, ini benar - benar nyata, pikiran saya mendadak hilang dan saya tersadar bangun saat di suatu tempat yang sangat luas dan ramai sekali.

" Prang !!!!! ", Suara itu yang saya ingat,  suara yang membuat saya terhenyak dan kaget sampai sadar.

Sepontan yang saya ingat emak ( Ibu ) saya, saat kecil mungkin usia SD, kalau kata orang tua tempo dulu ya zaman nakal - nakalnya.

" PAN DADI APA KOWEN !!!, Maning - maning dolanane neng kali, gupak neng sawah golet iwak !!!, Kumbahi dewek klambine !!!" 

Yang artinya " MAU JADI APA KAMU !!!, Lagi ,- lagi maennya di sungai, maenan lumpur disawah cari ikan !!! , Cuci sendiri bajunya !!! "

Suara nya masih sangat jelas dan gambar ekspresi bagaimana marahnya ibu, dan jadi alasan pembenaran pikitan kenapa saya jadi menganggap bahwa ibu adalah sosok menakutkan setelah setan.

Bahkan pada kesempatan tertentu saya menjadi sangat "PRMBERANI' tidak takut sama setan kalau Ibu sudah marah. Hahahaha 

Satu waktu saya dimarahi ibu, karena takut dan sedih saya minggat / pergi dari rumah ke rumah nenek yang jalannya harus melewati daerah yang angker konon banyak setannya, 

Tidak tahu kenapa, saya jadi pemberani, karena habis dimarahi ibu itu rasanya para setan jadi tidak menakutkan, kalah pamor sama amarahnya ibu. Hahahaha

Banyak alasan yang pada waktu itu saya berkesimpulan bahwa sosok ibu adalah sosok yang "Galak !!! ".

Tapi itu persepsi dulu saat masih belum tahu macam macam aroma kentut atau ketiak orang.

Toh kesadaran akan terus dinamis berkembang seiring perjalanan waktu, seberapa banyak anda berinteraksi dengan orang banyak dan harus bisa berdamai dengan beraneka rasa bau ketiak orang lain, saat anda bisa berdamai dan fleksibel anda akan menemukan toleransi dan kedewasaan bersikap, itu kata Wong Embuh 

****

TERNYATA SALAH | Emak ( Ibu ) adalah sosok dan tokoh utama dalam cerita kehidupan ini, yang berperan sebagai perawat yang tidak kenal lelah merawat dengan kasih sayang dari sejak dalam kandungan sampai akhir hayatnya.

  • Sosok ibu adalah penyayang tanpa batas, yang selalu menyayangi dan mengasihi tanpa batas, baik saat kita terjaga sampai kita terlelap tidur, 
  • Sosok guru dan pembimbing yang tidak kenal lelah, mengajarkan banyak pondasi ilmu kehidupan walau ia tidak berpendidikan, dia selalu setia membimbing langkah anak - anaknya.
  • Sosok pemaaf, yang selalu saja memaafkan apapun kesalahan anak - anaknya.
  • Sosok yang antimaenstream, bisa bermaen segala peran dari yang unik, lucu, kuat tegar dan drama Korea sampai peran antagonis ibu itu mampu.

Suara piring yang dulu saya dengar pecah itu ia ternyata tidak membanting atau memecahkannya karena marah dengan ku

Terus ?

Yah, pola asuh pendidikan yang didapat ibu dulu dari orang tuanya memang begitu, 

Ada reward atau hadiah bagi anak yang penurut dan berprestasi dan ada hukuman bagi yang melanggar.

Nah, piring pecah hanya simbol cara mereka para emak diajarkan melepaskan Emosi dalam dirinya.

Daripada marah karena ulah anak dan reflek nanti memukul atau mencubit, piring dianggap lebih efektif melepaskan tekanan emosi atau melepas amarah pada anak, sehingga menghindari kontak fisik sama anak.

Suara piring pecah itu juga bisa jadi akan jadi media syock terapi buat anak jadi paham dan takut, harapannya anak jadinpenurut sama ibu.

Dalam pehamana saya yang lain suara piring pecah itu memiliki makna bahwa ibu ingin diperhatikan dan didengar, dan sebagai media menyampaikan pesan bahwa "Aku Tidak Suka dan Marah !! ".

Tapi ibu waktu itu tidak tahu bahwa apa yang dilakukan juga bentuk menyakiti anak atau kekerasan pada anak, hanya bentuknya bukan fisik tapi psikologis.

Suara atau kalimat yang menyertai piring pecah kadang membuat anak menjadi kecil hati, tidak PD, minder dll

Setiap anak akan meresponnya berbeda dan itu juga tergantung piring nya juga yang dilempar, coba kalau dulu sudah ada piring kertas, tentu akan beda cerita kalau di lempar, hahahahaha 

Apapun menarik, saat teman saya cerita bahwa piring dirumahnya habis dipecah sama emaknya, dan kami tertawa ternyata indikator kenakalan anak itu dilihat dari berapa banyak piring yang dipecahkan.

Tenang, ini hanya candaan kami

**** 

Itu cerita dulu saat hubungan jarak jauh (LDR) rasanya masih nano - nano, harap harap cemas seperti mengamati wudun (bisul) terasa keberadaannya / sakit tapi susah dilihat, dan apakah akan berhasil pecah di puncak atau batal dan jadi bisul - bisul yang lain hahahhaa.

Sekarang cara pola asuh yang begini yang sudah mulai ditinggalkan, para orang tua sudah mulai paham dan mengerti mendidik anak tidak seperti mendidik calon tentara perang yang memang disiapkan dengan seleksi ketat bahwa mereka peserta siap dan mau dilatih adalah jiwa dan mental petarung, bukan mental pesarung.

Tapi menjadi anak dari siapa itu tidak ada seleksinya. Anak mau jadi anak orang tua tipe apa, apakah anak yang lahir telah disesuaikan setelan / model orang tua tipe yang seperti apa, tidak ada seleksi yang menentukan anak akan lahir dari rahim siapa.

Semua random, tapi atas kuasa Allah Ta'ala, 

Maka kehadiran negara dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat termasuk lembaga internasional bisa jadi penting atau sangat penting.

UNICEF dan Kementrian PPA salah satunya lagi melakukan upaya itu di Jawa Tengah dengan program Safe4C terkait program membangun lingkungan aman dan ramah anak.

Itu bisa jadi juga upaya untuk memberikan perhatian bagaimana para orang tua khususnya emak biar memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengasuh. Menciptakan generasi yang berkualitas dan memberikan kesadaran masyarakat luas untuk peduli pada lingkungan guna menciptakan iklim positif dalam terciptanya lingkungan yang aman dan ramah anak .

Jangan sampai cinta dan kasih sayang yang ada dan diberikan salah makna dalam pemahaman anak sehingga hubungan orang tua dan anak tidak harmonis dan anak mencari kenyamanan diluar yang berpotensi salah pergaulan.

****

Suasana sangat ramai, dan suara yang membuat saya melayang pada memori masa lalu tentang ibu membuat saya menangis, ternyata selama ini saya salah paham, 

Ya Allah Ya Rabb..., berikanlah tempat terindah surga-Mu atas semua hal yang emak saya lakukan dalam mendidik diri ini, ampunilah dosa dan khilafnya, saya ridho dan ikhlas atas semua cara asuh dan polanya, jadikanlah apapun yang ia lakukan dalam mendidik ku sebagai amal ibadah, sodakoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, sehingga kebaikanku kalau ada mengalir padanya, Aamiin

" RAKOOR SEGERA DIMULAI " suara yang sering saya dengar di stasiun, suara informasi keberangkatan kereta, bergema diruangan ini

"Semua peserta segera menempatkan diri di tempat yang disediakan, perhatikan keterangan tempat anda jangan sampai tertukar."

" Yang masih bingung bisa tanya pada petugas kami yang pakae pita kuning ke emasan "

HAHAHAHAHAHAHA...

Mendadak saya tertawa terbahak - bahak, saya tertawa sejadi jadinya begitu lihat backgroun yang terpasang besar bertuliskan 

RAKOR KOMUNITAS PIRING SE DUNIA 

Ini apaan lagi, masa ada rakor pesertanya hanya para piring - piring, dan segala jenis macam piring hadir dari berbagai ukuran dan model bentuk.

Ada beberapa jenis piring yang kayaknya saya nggak pernah lihat dan tidak tahu kalau itu piring karena bentuknya diluar ekspektasi saya untuk sebuah piring.

Saya masih beruntung, tertawa ini tidak didengar mereka, saya hanya ada diruang monitor pendukung rapat, dan disini kita bisa tahu jalannya kegiatan rakor piring dan penataan dan pengaturan semua kegiatan.

Evaluasi adalah terkait pembahasan isi - isu panas dunia perdapuran yang libatkan piring dan bagaimana masalah piring dan ingkungannya yang menjadikan piring menjadi media atau tepatnya korban atas ketidak stabilan dunia.

Pas pada bahasan tentang bagaimana laporan para piring sedunia, atau rapat debgar pendapat isu piring di bulan suci ramadhan 1444 H ini bagaimana ?

"Prank !!!!" 

Suara yang sama seperti saat emak saya pecah piring waktu itu, mendadak semua jadi gelap dan saya bangun tersadar saya dalam jebakan sarung yang tadi dibuat menyekap dan menculik saya.

" Maaf yah, nggak sengaja hehehe "

" SAHUR YAH "

Sahur kadang sesekali perlu seni dan gaya yang berbeda, minimal menu rasa kaget dan berdebar kencang wkwkwkwk 

Sahur rasa lari cepat juga pernah itu rasanya asyik juga, penuh tantangan hahahaha

saya Aziz Amin | Wong Embuh 

Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun